21

93 6 3
                                    

"noona, kemarilah!" siapa lagi, dia adalah Son Dino yang begitu riang menyantap sarapan didepan sana.

Pandanganku terfokus pada sosok tegap yang sedang menyesap minuman pada cangkir berwarna hitam yang ada digenggamannya itu. Hah, sungguh sosok yang profesional, tatapannya dan tangannya tak lepas dari iPad yang mengambil seluruh perhatiannya. Sekarang tempat ini sudah tak seramai kemarin. Atau mungkin kini hanya tinggal aku, Dino dan sang managernya itu.

Aku mendudukan diriku dikursi kosong tepat disamping kanan Dino, lalu menyantap omelet dan Jus Apel yang sudah tertata rapi diatas meja.

"semuanya sudah pergi. Akhirnya hanya tinggal aku, noona dan Wonwoo -hyung" ucapnya begitu sumringah bahkan dengan mulutnya yang masih mengunyah omelet.

"yaa, kunyah dan telan dulu makananmu baru berbicara!" titahku tegas. Tak mau kalah, aku juga mengecek ponselku yang bahkan sudah aku mainkan sejak tadi. Namun, tetap saja Kim Yerim tak ingin membuatku sibuk diwaktu liburanku.

"aku sudah memesankan kuda untuk Kalian berdua" pria itu akhirnya memperdengarkan suaranya.

"kau tak ingin mencobanya, hyung?"

"tidak, aku tidak bisa menunggangi kuda" jawaban yang begitu jujur ia utarakan.

Suasana aneh tercipta hingga yang kesekian kalinya. Aku menegakan posisi dudukku dan menyantap omelet ini, atau bisa dibilang aku sedang tak ingin menyahuti dan membalas ucapannya.

"baiklah, aku akan memeriksanya setelah noona menghabiskan sarapannya. Yaa, cepat kunyah dan habiskan sarapanmu!"

Kudorong kursi yang sedang aku duduki dan ya, itu membuat diriku menjadi pusat perhatian dua pria yang sedang bersamaku saat ini.

"bukankah kau ingin mengecek kuda?"

"Yaa, kita bisa mengeceknya setelah noona menghabiskan makanannya!" Son Dino memperlihatkan tatapan penuh tanyanya mengenai sikapku.

Aku menarik dan menghela napas panjang, rasanya sedikit sesak untukku terus berada ditempat yang sama dengan Sang Manager itu.

"aku sudah kenyang!" tanpa menunggu Son Dino, aku melangkah untuk menemui Kuda yang sudah Manager itu pesankan.

Lorong demi lorong yang aku lewati tak dapat untuk menghilangkan perasaan kalut yang terus mengangguku sejak Kejadian di rumah beberapa hari lalu. Dan sesuatu yang juga terjadi semalam membuatku ingin membenamkan kepalaku didalam kubangan air saat ini.

"noona, yaa..... noona!" Langkahku terhenti, mendapati Son Dino dengan napas sedikit tergesanya berada di depanku saat ini.

"noona, apa terjadi sesuatu?" aku tak bisa untuk menjelaskan meskipun kepada Dino sekalipun.

"jika kau tak mau, kita tak perlu melakukannya!" kupijit pelan keningku, mengatur irama napas dan menyusun kata demi kata untuk membuat alasan logis.

"iam just on my period, maaf jika aku sedikit sensitif dan mengacaukan pagimu seperti ini"

"benarkah, apa badanmu juga merasa tak nyaman?"

"iam totally okay, dont worry!" tegasku untuk meyakinkan Dino yang akan beraksi sedikit berlebihan jika ia sedang mencemaskanku.

"yaa, kita bisa membatalkannya jika noona...."

"aku sudah menunggu hingga hari ini untuk bisa menunggangi kuda, kau tega membatalkannya?"

"tapi, noona...."

"iam good, you know me right?" aku terus berucap hal yang tak benar aku rasakan. Iam not in my period, iam not okay dan aku tak ingin Dino tahu akan hal itu. Kutarik dan kuhembuskan sedikit panjan napasku, lalu menukik senyum agar yang kukatakan itu adalah hal yang membuatnya beranggapan benar.

Fallin'BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang