11

66 12 0
                                    

Aku mengepal Kuat Jemari tanganku. Son Dino hanya dapat terduduk gelisah didepan sana. Melihatnya dalam situasi seperti ini membuat rasa sakit turut menyerubungiku.

Kulangkahkah kakiku Menuju Pantry, mengambil sekotak susu dingin dan menghangatkannya. Kuhela Panjang napasku, memikirkan apa yang harus aku lakukan agar Son Dino segera membaik.

"Eoh, Noona... Kapan kau masuk ?" Hal ini memang sudah biasa dilakukan oleh aku ataupun Dino. Tempat tinggal kami yang saling berhadapan, ditambah dengan aku dan Dino yang tahu akan password satu sama lain. Masuk tanpa memberi tanda bukanlah hal yang aneh.

"Baru saja !" Jawabku berusaha untuk tak memperlihatkan wajah kekhawatiranku.

"Kau menghangatkan susu ?" Aku mengangguk. Menuangkan susu dan menyodorkan gelas ini padanya. Ya, sudah menjadi rahasia umum susu hangat dapat membantumu agar tertidur nyenyak.

"Gumawo !" Kuikuti langkahnya yang kembali mendudukan dirinya pada sofa berwarna Abu-abu ini.

"Aku baru saja menelpon Wonwoo hyung, dia juga menyuruhku untuk meminum susu hangat !" Aku menatap Dino datar. Apa ia menyiratkan sesuatu dibalik perkatannya.

"kenapa kau bisa melakukan apa yang Wonwoo hyung katakan ?" Dino menatapku penuh tanya. Lalu, apa yang harus kukatakan ? Bukankah menghangatkan susu adalah hal yang biasa untuk dilakukan ?

"Lalu ?" Tanyaku tak mengerti.

"apa sebelumnya kalian sudah bertukar pesan atau...."

"MWO ?" Aku meninggikan suaraku dan membuatnya tak melanjutkan kalimat yang tak ingin kudengar.

"Yaa, apa hanya karena susu hangat itu kau perkiran yang aneh-aneh ?"

"Cih..." Setelah mendelik lalu meneguk susu yang mungkin sudah tak hangat seperti sebelumnya, Son Dino benar-benar sedang memperlihatkan lelucon klasik.

"Kau sudah makan ?" Tanyaku kembali untuk menghentikan pikiran anehnya.

"Aku sedang tak berselera makan !" Jawabnya datar. Untuk sepersekian detik, Wajahnya kembali murung. Berita negatif beberapa saat lalu tentu saja menjadi penyebab utama.

"drama itu akan tetap dilanjutkan !" Ucapku asal, berharap dapat mengurangi sedikit kegelisahan yang sedang ia rasakan.

"entahlah, rasanya aku tak ingin terlalu berharap sekarang !" Benar, ia sedang kecewa saat ini. Hal yang lumrah untuk dirasakan. Ini adalah drama camebacknya sebagai seorang aktor setelah setahun yang lalu ia memfokuskan dirinya menjadi seorang soloist.

"Apa menurut noona aku mundur saja ?" Netraku menangkap maniknya yang menatapku penuh dengan keraguan. Mundur ? Itu bukanlah salah satu sikapnya dalam menghadapi hal seperti ini.

"Ku akui, mungkin kau harus mengambil jarak dan juga waktu dengan dalil menimbang semuanya !" Aku mengujar serius. Melihat pupilnya yang mulai merekah menandakan jika dia memerlukan kelanjutan dari kalimatku.

"Tapi jika harus mundur, aku yakin kau akan menyesalinya nanti !" Lanjutku kembali. Son Dino menegakan punggungnya, sikap yang menunjukan jika ia ingin aku memperjelas semuanya.

"Saat mengunjungimu tadi, aku hanya mengenal orang-orangmu. Staff produksi bahkan... aku tak mengenal secara detail siapa sutradara dan penulis yang menggarap dramamu ini !" Aku menarik napas sejenak, sebelum melanjutkan cerita panjangku.

"Sebuah drama yang berhasil meraih rating tinggi dengan penulis dan sutradaranya yang terkenal, hal itu sudah biasa. Tapi kali ini, mereka mempercayainya padamu Dino-yaa. Ya, walaupun embel-embel wanita yang namanya sama dengan kakak sepupumu itu juga memberikan sedikit pengaruhnya. Ingat, hanya sedikit !" Ucapku dengan menunjukan jelentik kecil pada jari telunjuk dan jempolku.

Fallin'BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang