🐾•TBL-8•🐾

47 20 9
                                    

Sella memasuki kelas dan duduk di samping Cika yang sedang mengobrol dengan teman kelas yang lainnya.

Cika yang sadar kehadiran Sella pun menoleh, dan melihat Sella yang sedang menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangannya.

"Baru dateng lo? Kenapa? Sad ending lagi?" cecar Cika.

Karena tak mendapat respon, Cika menoel-noel lengan Sella. Sella pun menegakkan badannya, dan menatap ke arah Cika.

"Astaghfirullah," kaget Cika saat melihat keadaan Sella.

Sella menatap malas ke arah Cika, lalu ia kembali menenggelamkan wajahnya.

"Sel?" Cika menyentuh pipi Sella.

"Argh!" teriaknya heboh dan mengundang perhatian seisi kelas.

"Badan lo panas banget! Lo gak sehat, lo demam. Ke UKS sekarang!" teriak Cika semakin heboh.

Bahkan beberapa murid mulai mendatangi Sella, dan menanyakan keadaan gadis itu. Sudah, sekarang Sella yang pusing jadi tambah pusing lagi.

"Aku gak papa," sahut Sella, tanpa bergerak sedikit pun. Mereka semua terdiam untuk sesaat.

"Gak papa apanya? Lo pucat gitu!"

"Iya, ke UKS ajah!"

"Iyah Sella, lo lagi gak sehat."

"Jangan di paksain, Sella."

"Ke UKS ajah, bentar lagi pelajaran mulai."

Oke, sudah cukup sekarang. Kepalanya semakin berdenyut mendengar kebisingan itu. Dengan tiba-tiba Sella menegakkan badannya dan menggebrak meja dengan keras.

Mereka semua terkejut dan langsung terdiam menatap ke arah Sella, yang sedang tersenyum aneh.

"Oke, Aku ke UKS." tanpa basa-basi Sella langsung menarik tangan Cika keluar kelas.

"Pelan-pelan, Sella!" peringat Cika, yang sama sekali tidak ditanggapi oleh Sella.

"Nanti kesandung jodoh, kan kasian." lanjut Cika, yang membuat Sella menoleh dan menatap Cika yang sedang nyengir tak jelas.

Saat itu juga Sella menabrak seseorang. Sella hampir ambruk karena tidak seimbang, untungnya Cika dengan sigap menahan tubuhnya.

"Kalau lihat jalan-jalan!" bentak Cika. Sedangkan Sella meringis pelan, karena pusing yang kembali melanda.

"Eh, anu. Kalau jalan, lihat-lihat!" Cika membenarkan kalimatnya.

"Udah, ayok! Aku pusing." adu Sella yang masih menunduk dan memegang kepalanya.

Cika menatap sengit siswa tanpa ekspresi itu, lalu ia menarik tangan Sella untuk ikut dengannya.

Sella menoleh, dan melihat siswa dengan hoodie hitam itu berjalan menjauh. Sella menyipitkan matanya saat ia merasa tak asing dengan siswa itu.

"Arion?" gumamnya.

***

"Udah sono, pelajaran udah mulai." usir Sella setelah dirinya sudah berbaring di UKS.

"Iya, iya. Nanti gue ijinin lo ke pak botak." ujar Cika dan berjalan keluar UKS.

Sella hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Cika. Lalu ia memilih untuk memejamkan matanya saat pusing kembali melandanya.

Beberapa menit setelah itu, Sella kembali membuka matanya saat mendengar seseorang memasuki UKS.

"Gimana kabar lo?" tanya Keyvan.

"Ya, gini." jawab Sella seadanya.

"Hm, ini." Keyvan mengangkat plastik yabg yang berisikan dua roti rasa coklat dan juga satu botol air mineral.

Sella tersenyum, Keyvan tau saja kalau dirinya belum makan. Sella menerimanya dan tersenyum ke arah Keyvan.

"Terimakasih." Keyvan membalasnya dengan anggukkan kepala.

"Owh iya, kaka kenapa bisa ke sini? Jam pelajaran udah mulai kan? Trus tau Aku di sini dari siapa?" tanya Sella beruntun.

"Satu-satu, Sella. Sekarang lo kaya bukan orang sakit lagi, tapi istri yang ngomelin suaminya." ujar Keyvan yang tersemyum menggoda Sella, sedangkan Sella hanya terkekeh.

"Jadi tadi gue ijin mau ke toilet, sebenarnya sih. Mau ngerokok, tapi di jalan gue lihat lo sama sahabat lo itu masuk ke UKS. jadi ini gue bawain buat lo, karna gue yakin lo pasti belum sarapan." jelas Keyvan panjang lebar.

Sella hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, dalam beberapa detik senyum nya luntur. Ia melotot ke arah Keyvan, yang masih tersenyum ke arahnya.

"Apa? Tadi bilang apa? Rokok? Kakak ngerokok? Di sekolah?" Sella menatap nyalang ke arah Keyvan yang sekarang hanya nyengir ke arahnya.

"Rokok gak baik kak!"

"Udah ada tulisan, Rokok membunuhmu kenapa masih ngerokok? Beneren mau dibunuh sama rokok?"

"Ngerokok gak bakal langsung mati, jugakan?" sahut Keyvan yabg hanya menambah kekesalan Sella.

"Yaudah kalau gitu Sella aja yang bunuh." sarkas Sella. Keyvan yang mendengar itu bukannya kaget ia malah gemas sendiri.

"Jangan deketi rokok, rokok membunuh mu."

"Iya, sekarang deketin Sella aja," jawab Keyvan tanpa sadar.

"Eleh! Yaudah ke kelas pelajaran udah dimulai dari tadi kak!" peringat Sella.

"Ngusir nih?"

"Iya!" jawab Sella ngegas.

Melihat Keyvan yang tak juga bergerak, Sella memilih untuk kembali membuka suara.

"Kak, kenapa sekolah naik bis?"

"Kenapa? Emangnya gak bisa? Ada peraturan seorang Keyvan tidak boleh naik bis?" Keyvan dramatis.

"Ih, bukan gitu! Kak Keyvan kan punya motor, kenapa gak pake motor ajah ke sekolahnya?"

"Biar bisa deket terus sama lo."

"Ih, ini UKS kenapa ada buaya di sini? Mana buayanya alay lagi! Ih gak mau.... Gak suka!" dramatis Sella yang bersikap seolah jijik.

"Terserah deh, gue balik yah. Cepet sembuh, jelek lo kaya gini." Keyvan berjalan keluar UKS.

Keyvan tidak tau saja, Sella seperti itu hanya untuk menutupi dirinya yang sedang salah tingkah. Setelah Keyvan pergi, Sella kembali membaringkan tubuhnya dan senyum-senyum sendiri.

***

Mau nyapa aja, hehehe
Gimana kabarnya?

Oh iya, cerita ini aku iku sertakan dalam
#30daywritingchallenge
Jadi, mohon doa dan dukungannya yah🙂
Terimakasih💜

To Be Lonely {TAMAT✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang