Sore hari di rumah, Sella membaringkan badannya. Ia memikirkan apa yang nanti ia lakukan kalau Amanda sudah mengetahui keberadaannya.
Deringan ponsel mengalihkan perhatiannya, ia meraih ponsel yang berada tak jauh darinya.
Saat melihat nama Cika yang tertera, iapun dengan cepat bangun dan beranjak duduk di meja belajarnya dan meletakkan ponsel tersebut dengan bersandar di tumpukkan novel miliknya.
"Ha---"
"Sella!" heboh Cika dari seberang sana, saat ini mereka sedang Video Call.
"Ada apa Cika, jangan bikin panik!"
"Te-tenggelam!" Cika semakin heboh.
Sella yang mendengar itu, ikutan heboh sekaligus panik. Ia mendesak Cika untuk segera memberitahunya siapa yang tenggelam.
"Matahari!" jawab Cika.
Sella mengurangi kepanikkannya ia berusaha mengingat temennya yang bernama matahari, namun ia merasa tidak mengenal orang yang bernama matahari itu.
"Gak kenal."
Cika langsung menyuruh Sella untuk melihat keluar, Sella awalnya bingung namun ia tetap mengikuti apa yang Cika katakan.
Sella berjalan ke arah jendela lalu membukanya, ia tidak melihat ada yang aneh. Kecuali, di atas sana matahari yang hampir tenggelam.
Sella yang akhirnya paham pun dengan cepat kembali berdiri di depan ponselnya, ia menatap tajam ke arah Cika dengan kedua tangan yang ia letakkan di pinggang. Sella sudah seperti ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya saja.
"Tolongin dong Sella, dia kaga bisa benerenang."
Sella tidak membalasnya ia hanya menatap malas ke arah Cika yang sedang nyengir tak jelas itu.
"Gabut, neng?" tanya Sella akhirnya kembali membuka suara dan mendudukkan dirinya di kursi.
"Vino! Gue kangen Vino astaga!" teriak Cika di seberang sana.
Sella yang mendengar itu awalnya sempat terkejut, lalu terlintas di kepalanya untuk menggoda Cika.
Ternyata sahabatnya itu pura-pura gengsi saja saat di depan Vino, ternyata masih ada perasaan, toh.
"Uhuy! Ada yang kangen. Makanya gak usah gengsi." jawab Sella dengan senyum mengejeknya.
Cika guling-guling sendiri, ia juga bingung kenapa tiba-tiba mikirin Vino.
"Aaa! gue harus gimana?!" Cika terlihat frustasi sendiri, biasa lagi galau.
Sedangkan Sella tak membalasnya ia hanya terkekeh, melihat kegalauan sahabatnya itu.
"Demi apa?! Gue kangen sama kembaran tarzan!"
Sella yang melihat Cika uring-uringan sendiri di sebarang sana akhirnya tidak bisa menahan gelak tawa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Lonely {TAMAT✔}
Teen FictionNamaku Sella Adelia, remaja yang hidup dengan hantaman demi hantaman setiap harinya. Dipukul telak oleh kenyataan yang seolah berbisik sinis bahwa aku tidaklah pantas untuk bahagia. Aku percaya, setiap orang memiliki luka dan masalahnya sendiri. Nam...