Prolog

15.6K 804 155
                                    

×      ×      ×

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×      ×      ×











Astoria Malfoy berjalan perlahan dengan membawa setangkai bunga lily yang segar ditangan kanan nya. Selendang hitam yang menyampir indah di rambutnya tak mampu menutupi sebuah guratan emosi di ekspresi wajahnya.

Ia berhenti, menatap pada batu nisan yang tampak masih bersih itu.

Setiap seminggu sekali, jika bisa, ia akan menyempatkan dirinya untuk datang ke makam sahabat nya itu, salah satu teman yang telah sangat sangat berjasa melebihi apapun dalam hidupnya.

Manik coklatnya lantas terpejam dan bergetar kala sebuah tetesan air bening menuruni pipinya.

Ia menaruh bunga berwarna putih itu didepan nisan.

Menggenggam mantel mahal nya dengan erat, ia bergumam lirih, "Hai, aku datang lagi padamu"

Tal lama ia menggigit bibir bawahnya menahan tangis yang akan berubah semakin kencang.

"Seperti hari hari sebelum nya. Aku disini ingin berjumpa denganmu, meminta maaf padamu dan bercengkrama seperti biasanya".

"Kau tau, Scorpius sudah pergi ke Hogwarts dua hari lalu, kami semua senang sekali. Aku terus memanjakannya hingga suamiku selalu marah padaku akan hal itu. Aku berharap dia menjadi murid yang pandai dan berani seperti mu".

Astoria tak lagi menahan tangisannya, ia berjongkok tepat di sebelah nisan nya, menunduk dengan bahu bergetar hebat.

Wanita itu tak bisa tersenyum seperti sebelumnya. Ia menangis keras.

"Maafkan aku, ini semua salahku, seharusnya aku tak membawamu dalam masalah keluarga ku. Seharusnya aku menuruti perkataan mu padaku. Ini semua kesalahan ku—"

Ia meremas rok nya, mengusap air matanya berkali-kali dengan pilu hingga wajahnya memerah penuh air mata.

"—terimakasih karena telah memberikan Scorpius padaku. Terimakasih karena kau telah mewujudkan harapan ku, terimakasih banyak—"

Astoria menghela nafasnya, "—dan aku meminta maaf karena perlakuan yang kau terima dari Draco selama kau masih hidup, maafkan Narcissa dan Lucius karena sering menyiksa batinmu. Maafkan kami semua".

Tiba-tiba tanpa diminta, hujan turun sedikit demi sedikit, sore yang dingin itu semakin bertambah dingin, Astoria tak beranjak dari posisinya. Ia tetap menatap nisan itu dengan wajah penuh penyesalan.

"Ku harap kau tenang disana, Hermione".

.
.
.

.
.
.

"Jadi, apakah dari kalian berani menjadi sukarelawan untuk memberikan padaku setetes darah untuk mengetes ramuan ini?"

Semua murid saling pandang, Albus menyenggol lengan Scorpius yang tampak melamun.

"Apa kau mau memberikan darahmu untuk ramuan gila itu? aku pastinya tidak akan melakukan nya, toh aku sudah tau hasilnya", bisik Albus yang membuat Scorpius melengos keras.

Karena merasa tak ada seorang pun yang berani mengangkat tangannya. Scorpius dengan cepat mendengus dengan memberikan dirinya sendiri sebagai kelinci percobaan.

"Oh bagus sekali, Scorpius, kemarilah".

Scorpius menghampiri Professor Nott dan mengulurkan tangannya sehingga wizard bersurai kecoklatan tua itu bisa memberikan sayatan kecil ditangannya dan mengambil setetes darahnya untuk percobaan ramuan yang hasilnya tentu saja akan diketahui banyak orang.

.
.

"Seperti yang ku jelaskan pada kalian sebelum nya. Ramuan ini akan diteteskan pada perkamen yang sudah ku perbesar, dan efeknya adalah kalian bisa melihat nama kedua orangtua kalian tertulis disana. Aku akan memberi contoh pada kalian dengan darah Scorpius", jelas Professor Nott.

Setetes ramuan itu telah terserap dengan cepat dipermanen besar yang dengan jelas menghadap kesemua orang itu.

Scorpius menunggu, tak merasakan apapun karena dia tau yang akan muncul jelas saja nama Draco Malfoy dan Astoria Malfoy.

Tapi sedetik kemudian, ia membelalak.

Semua orang menahan nafasnya beberapa detik melihat hasil dari apa yang tertulis jelas diperkamen coklat itu.

"Scorp—", bisik Albus dengan horor.

Dia merasa nyawanya melayang melihat nama asing yang seharusnya bertuliskan Astoria Malfoy.









Name :

Scorpius Hyperion Malfoy.

13 January 2006

Father :

Draco Lucius Malfoy.

Mother :

Hermione Jean Granger.










.
.
.

jangan emosi dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan emosi dulu.
mau curcol bentar, jadi mungkin kalian bingung bercampur marah kenapa Hermione disini meninggal. Kalian akan dijelasin dibeberapa chapter kedepan, tapi tenang guys, Mione emang meninggal, tapi entar— tit tit tit— rahasia, spoiler deh entar.

btw kalian harus persiapankan kata-kata mutiara buat Draco ya, disini dia jabingan banget.

Aku akan update setelah toxic and deep sama invisible wound tamat.

MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang