Chapter 05

6.5K 598 203
                                    

A/N :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N :

oke, mungkin kalian nganggep alurnya terlalu cepet, tapi emang sengaja gitu sih, karena entar sedikit demi sedikit bakal dijelasin pas Scorpius udah tau siapa ibunya.

.
.
.
.

Draco tidak bisa mempercayai apa yang ia lakukan sekarang. Pasalnya, dalam dua puluh lima tahun hidupnya, dia tak pernah sekalipun melakukan hal memalukan seperti ini, yaitu membantu Hermione membersihkan dirinya.

Kehamilan perempuan itu sudah mencapai usia lima bulan, waktu yang sangat cepat memang, dan saat seperti inilah Hermione membutuhkan Draco untuk selalu berada disisinya. Apalagi saat healer mengatakan bahwa jenis kelamin bayi mereka adalah laki-laki, Draco dan Hermione merasa senang, apalagi Astoria, ia memekik kegirangan karena bisa mendapatkan pewaris sesungguhnya.

Kejadian kejadian langka yang belum pernah dilakukan Draco juga terjadi disini. Bersama Hermione, Draco mempelajari banyak hal. Mulai dari belajar tentang ibu hamil, memilih healer terbaik miliknya, menyiapkan vitamin untuk nya, membeli perlengkapan bayi, menemani nya berolahraga (walau sebenarnya Narcissa tak mengijinkan itu). Draco selalu rutin meminta healer khusus milik keluarga nya untuk merawat Hermione, dan ia akan selalu duduk dan menemani nya, menggenggam tangannya tanpa sadar.

Draco bahkan sering membuatkan salad buah atau makanan sendiri untuk Hermione, padahal dirinya sendiri belum pernah melakukan itu, Draco tak pernah memegang satu pun alat masak. Tapi karena Hermione hanya bisa memakan masakan darinya, Draco dengan sedikit berat hati harus melakukan itu. Toh ini hanya untuk beberapa saat, itulah pemikiran awalnya.

Hermione menjadi perempuan yang jauh lebih manja akhir akhir ini. Selalu merengek jika tidak ada Draco saat ia tidur atau bangun tidur. Hermione merasa bahwa mood nya selalu membaik jika dirinya berada dalam rengkuhan lengan kekar laki-laki itu.

Sedikit rasa bersalah terbesit dalam pikiran dan hatinya pada Astoria, karena kehamilan nya ini membuat suaminya jarang pulang ke Manor.

Terakhir kali Astoria mengunjungi Hermione adalah tiga bulan yang lalu. Wanita pureblood itu memasang senyuman cantik nya walau Hermione tau bahwa Astoria merasa cemburu pada dirinya karena sikap Draco yang lebih mementingkan kehamilan nya.

Hermione menjadi tak enak jika terus menerus seperti ini.

Pernah sekali Hermione menyuruh Draco untuk tidak datang menemuinya seminggu hanya untuk mengetes apakah ia bisa melakukan semua sendiri dan memberi waktu berduaan untuk pasangan suami istri tersebut, tapi lagi lagi Hermione akan menangis setiap malam, sebelum tidur, hanya karena ia akan merindukan Draco, dan ia tak mampu melakukan apapun, karena ia tak ingin merepotkan keduanya.

Sebenarnya sikap Astoria padanya sangat baik. Wanita itu sering memberinya hadiah berupa mantel bulu yang cantik, atau sepatu berkilauan, bahkan beberapa perhiasan. Hermione bukan tak mau memakai nya, hanya saja hal hal seperti itu bukanlah dirinya, sejak kecil ia hidup dengan sederhana, tanpa harta berlimpah dan itu sudah menjadi kebiasaan, ia menikmati nya. Mantel bulu bukanlah gaya nya, banyak perhiasan akan membuat dirinya terlihat mencolok, apalagi ia sedang hamil, ia tak mungkin pergi kemana pun, kan? apalagi dengan sepatu berkilauan, tubuh hamilnya sudah berubah menjadi segemuk ini, dan ia tak mungkin memakai hal hal seperti itu. Ia tekankan lagi bahwa gaya hidup serba mewah bukanlah dirinya.

MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang