Chapter 16

4.1K 562 275
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Tahun keempat baru dimulai beberapa hari lalu.

Mereka telah melakukan ini sejak satu jam yang lalu, yaitu merebahkan tubuh di kain tipis di tengah taman rumput di kastil.

Cuaca sangat cerah sehingga mereka memutuskan untuk melakukan piknik kecil kecilan dan membaca buku disana walau Jordan, Albus, dan Felix lebih memilih untuk tidur.

Scorpius menatap hamparan awan diatas. Memejamkan matanya beberapa saat dan menghirup udara serakua mungkin karena merasakan bahwa dia tak bisa merasa nyaman karena banyaknya pekerjaan yang dia lakukan.

Apalagi dia telah ditunjuk sebagai salah seorang prefek untuk tahun keempat di asrama nya. Cukup menyita banyak waktu dengan berbagai macam tugas dan pekerjaan.

Tapi Scorpius merasa senang karena itu bisa menyingkirkan rasa bosannya jika dia tak dapat melakukan apapun di waktu senggang nya.

"Kudengar kau berkencan dengan salah satu Hufflepuff", tiba-tiba dia mendengar seseorang berbisik tepat ditelinga nya dan dia menoleh terkejut. Berteriak dan mendorong tubuhnya menjauh hingga orang itu memekik terkejut juga.

"Aargh", teriak Scorpius.

"Sialan, Rose. Kau mengagetkan ku", ujar pemuda itu dengan memegangi dadanya yang berdetak sangat kencang karena keterkejutan nya.

Rose malah tertawa terbahak-bahak dan meraih tangan Scorpius yang menjulur untuk membantunya bangkit dari posisi jatuhnya tadi.

"So, kau benar-benar berkencan?".

Scorpius tertawa, "Tidak. Tak ada yang menarik bagiku".

"Huu, kau merasa dirimu terlalu tampan, bukan begitu?", Rose mengerling padanya dan tertawa pelan.

"Ya. Aku memang tampan. Semua orang tau itu", Scorpius mengangkat bahu acuh.

"Tapi kabar itu menyebar sangat luas".

"Kabar apa?".

"Seorang Scorpius Malfoy yang dingin akhirnya membuka hati pada gadis Hufflepuff tahun ke tujuh".

Scorpius bergidik, "Aku tidak suka perempuan yang lebih tua. Kecuali Hermione tentunya", dia tertawa pada akhir nya dan membuat Rose memukul bahunya keras.

"—lagipula, aku masih limabelas. Tak baik untuk memikirkan percintaan".

"Karena kau lebih memilih berkencan dengan tumpukan buku", Rose mencibir dan memutar bola matanya malas yang membuat Scorpius lagi-lagi tertawa karena perkataannya yang benar adanya.

Mereka akhirnya terdiam dan hanya menikmati hembusan angin. Membiarkan tiga orang lainnya tetap tidur pada posisi nya. Melihat disekitarnya juga banyak murid lainnya yang melakukan piknik kecil-kecil an seperti mereka.

Hal baik terus terjadi. Harum dedaunan dan udara segar membuat mereka menjadi jauh lebih rileks.

Rose melirik Scorpius sekilas dan tersenyum jahil padanya.

MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang