・・・
"Saya lagi hamil anaknya Arstide."
Seperti gemuruh besar tiba-tiba menggelegar setelah sepersekian detik Ann berucap demikian, tidak ada satupun di antara keluarga Arstide dan Lusa yang tidak terkejut.
Bahkan Irene sudah hampir mau pingsan saat Ann berjalan mendekatinya sembari mengangkat tinggi-tinggi surat dokter dan alat tes kehamilan itu untuk meyakinkan kedua orang tua Arstide bahwa benar Ann tengah mengandung darah daging putra tunggal mereka.
"Arstide gak bisa kalian nikahkan dengan perempuan lain," kata Ann, tajam dan penuh penekanan. Dia mengelus perut ratanya yang membuat Irene dan Keano menatap tak habis pikir. "Karena di dalam sini ada darah daging putra tunggal kalian."
"Bohong!" Irene berseru. "Kamu penipu! Kamu pasti mau ngincer harta keluarga kami lewat Arstide kan?!"
Ann berdecih. "Saya punya bukti konkretnya. Lagipula saya gak butuh harta kalian, saya cuma butuh pertanggung jawaban anak kalian."
"Arstide! Bilang sama Papa kalau ini gak bener!" Keano beralih pada Arstide sembari berseru setengah marah.
Arstide melirik pada Lusa sejenak yang hanya memberikannya tatapan mata sukar diartikan, ekspresi keluarga gadis itu tampak pias. Antara ingin marah, namun masih berbalut rasa bingung.
Tak tahan melihat Irene telah menangis frustasi, Arstide beringsut maju mendekati Ann. Tanpa aba-aba langsung menarik pergelangan tangan perempuan itu, membawanya pergi tanpa menjawab atau menyangkal ucapan papanya.
"Lo gila?!"
"Gue yang harusnya ngomong gitu!" Arstide menghempaskan tangan Ann dan menatap perempuan itu nyalang.
"Maksud lo datang tiba-tiba dan ngaku hamil tu apa?!"
Ann malah terkekeh, dia mengelus perut ratanya lagi dengan cengiran. "Gue beneran hamil anak lo, Arstide. Kita harus menikah."
What?!
Arstide mengerutkan kening tak habis pikir melihat tingkah perempuan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Memoar | Lusa〔✔〕
General Fiction"Didedikasikan untuk kamu, Lusa, si pemilik resmi senyuman manis Xero." · · ✦ . · M E M O A R Copyright © 2021 ajengseptia_ ...