33 - And She's Gone in the Rain

491 69 13
                                    

Pada halaman ini, aku melepaskanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada halaman ini, aku melepaskanmu.

・・・

"Kakak!"

Lusa menoleh dan tersenyum tipis ketika mendapati batang tubuh Saska tengah berlari dan langsung memeluknya. Di belakang bocah itu ada Arstide, Azar, Luana dan Reina yang tengah tersenyum canggung.

"Ini gapapa nih Bor kita masuk bergerombol gini kaya lagi nunggu saweran?" celetuk Azar.

"Dah gapapa lah, keep smile Zar. Jangan semaput gitu muka lo," jawab Luana.

Mereka semua berjalan mendekati brankar Lusa.

"Kakak, Saska kangen banget tau sama Kakak! Udah lama Saska gak lari pagi karena Kakak gak ada," celoteh anak lelaki berusia tiga belas tahun itu.

"Iya nanti besok kita lari pagi ya," jawab Lusa.

Saska melepaskan pelukannya dan menggembungkan pipi, cemberut. "Kakak gak kangen sama Saska?"

"Kangen."

"Sebesar apa?"

"Sebesar ... lubang semut?"

"KECIL BANGET???? Ah bohong nih pasti gak kangen. Makanya gak nyariin Saska, padahal daritadi Saska nunggu di luar sama Kak Alea."

"Iya bawel, Kakak kangen banget sama Saska."

Saska tersenyum senang lantas memeluk Lusa lagi penuh kasih sayang.

Sementara para bujang dan gadis di belakang sana masih berdiri canggung. Reina menyikut Luana untuk menyapa Lusa lebih dulu, Luana malah menyikut Arstide, tak disangka Arstide malah menyikut Azar, Azar menyikut tembok.

"Lah kok gue sih?" Azar berbisik sewot.

"Ya, kan biasanya elo yang paling ceriwis. Ayo cepetan, Zar, hibur Lusa. Gak asik bener lo jadi temen," ucap Luana.

"Lo dulu deh, Ars. Lo kan ... suka sama──"

"Lusa masih ngobrol sama Saska."

"Halah ntut," kesal Azar.

"Rei lo dulu deh gih sono, peluk kek cium kek apa kek."

"Luna dulu aja deh. Kan Luna udah lama gak ketemu Lusa."

"Kok gu──"

"Kalian kenapa?" tanya Lusa dengan suara paraunya yang langsung membuat keempat orang itu tersentak.

Azar cengengesan sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal, sedangkan Luana dan Reina sudah maju lebih dulu dan memeluk Lusa.

"Hehe, canggung, Tan. Gatau deh tuh si Azar lebay banget tibang samperin lo doang pake acara sikut-sikutan dulu," ucap Luana.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang