10 - Terlalu Banyak Mikir

403 77 29
                                    

・・・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・・・

Pada akhirnya, Dewa menuruti permintaan Xero untuk menyewa pesawat jet pribadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada akhirnya, Dewa menuruti permintaan Xero untuk menyewa pesawat jet pribadi. Dalam satu hari itu Dewa mengurus semuanya dari mulai biaya yang pastinya tidaklah murah dan juga surat lisensinya. Dewa mau dia sendiri yang menjadi pilotnya. Tapi ternyata keinginannya itu tidak terealisasikan dan hanya menjadikan Dewa co-pilot.

Mau bagaimana pun juga, Dewa adalah pilot pesawat komersial. Walaupun dia punya lisensi mengemudi pesawat jet pribadi, sang kapten pilot tentu tidak akan setuju pekerjaannya diambil alih oleh pria yang sudah berusia lebih dari setengah abad itu.

Di dek penumpang, Xero, Lia maupun Caramel sudah duduk manis di tempatnya masing-masing bahkan sejak setengah jam yang lalu. Dan dalam beberapa menit lagi pesawat ini akan lepas landas menuju Indonesia.

Lia selalu memperhatikan Xero yang duduk di sebelahnya, mengawasi laki-laki itu karena takut Xero kenapa-napa. Walaupun sudah dipasangi sabuk pengaman, hanya ada raut gelisah yang Lia liat di wajah Xero.

Caramel yang duduk terpisah dari dua orang itu cuek saja membaca majalah.

"Gapapa, aku di sini." Lia berucap sembari mengusap kening Xero yang basah dengan sapu tangannya.

Lelaki itu menoleh dan hanya mengangguk samar.

Peluh sudah membanjiri kening serta lehernya, Xero bahkan tak melepaskan cengkraman tangannya pada bagian samping kursi.

Rasa takut itu tiba-tiba menyergap tubuh Xero, kilas balik dimana pesawat yang ia tumpangi terjun bebas ke lautan itu mendadak membuat napasnya sesak.

Semua jeritan, tangisan, dan ringisan kesakitan mendadak muncul lagi dalam ingatan Xero. Berdesakan dengan kenangan buruk lain yang membuat kepala lelaki itu mendadak pening.

Xero masih ingat betapa sulitnya saat dia terombang-ambing di lautan hanya dengan bermodalkan puing pesawat yang mengambang, Xero masih ingat betapa ia sangat dekat dengan kematian. Dan dia juga masih ingat saat kegelapan itu mulai mendatanginya, menjebaknya, membawanya ke suatu tempat antah berantah sebelum dikembalikan dalam kondisi cacat.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang