15

36.5K 2.3K 731
                                    

"Shhh ah-!!cukup Jeno-! Sakit hiks-!"

Clokclokclok...

"Aku hanya mengingin kan mu, bukan bayi ini-!"
"Hiks, cukup ah nghh sakit"

"Bayi ini harus mati, aku tidak mengingin kan nya"


































"Hanya mengingin kan mu Na"......































































"—!!?"

Tek tek tek

Suara jarum jam yang terdengar begitu jelas, memenuhi seisi ruang kamar yang gelap. Bulan yang indah memancarkan cahaya hingga menembus masuk menerangk isi nya walaupun hanya sedikit.

Mimpi buruk baru saja terjadi membuat pria manis berkeringat dingin. Perasaannya mulai tidak enak.

Di lihat kekasih nya sedang tertidur pulas, lalu menatap ke arah jam dinding.

"Jam 3 pagi"

Mimpi itu seperti nyata, apa benar Jeno menyembunyikan sesuatu dari Jaemin?

Bergegas bangkit berjalan mengarah jendela kamar, menatap biru tua nya langit malam. Memegang kaca jendela, dan tetesan demi tetesan air mata turun membasahi pipi mulusnya.

"Bagaimana jika itu terjadi?, aku harus apa?"

"Jika Jeno benar benar membenci ku karna bayi ini, dan dia menutupi se rapi mungkin, apa mungkin pernikahan kami baik baik saja?"

Ibu Lee, lebih tepat Ibu nya Jeno, dia begitu kaget setelah mengetahui bahwa Jaemin hamil. Seorang pria hamil?, hanya itu yang sedari tadi ada di pikirannya.

Pernikahan pun sudah di putus kan oleh Ibu Lee, seminggu lagi pernikahan Jeno dan Jaemin akan berlangsung. Di situ Jeno sangat senang tanpa ada hal yang berat baginya, bahkan dia mengajak Jaemin membeli cicin dan baju pernikahannya nanti.

Tapi mimpi itu....

Apakah akan terjadi?

🐶🐰

Pagi pun tiba. Matahari sudah timbul dengan cahaya terang.

Cahaya itu masuk ke kamar menggantikan cahaya bulan melalui sela sela jendela. Dua pasangan itu masih lelap dalam tidur masing masing, seketika terdengar pintu kamar terbuka.

Creeeet...

"Masih tidur ya? Hmm...kalian harus cepat bangun"

Menuju jendela menggenggam gorden lebar dan menarik dari sisi ke sisi. Cahaya itu seluruhnya masuk.

Melipat tangan di depan dada, melihat kedua pria yang terusik karena cahaya. Tersenyum melihat betapa gemas mereka berdua.

"Hei anak anak, ayo bangun, ibu sudah buat kan sarapan untuk kalian-!"

Pria bertubuh lebih besar memeluk si pria kecil, menyembunyikan wajah tampan di balik ceruk leher si pria kecil.

Tuan Muda | NOMIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang