Pria berbadan tinggi itu berdiri kaku di tempatnya, seperti memasuki dunia yang asing baginya. Bibir kering, air mata yang tertahan, pandangan yang begitu menyakitkan ini belum pernah di lihat sebelumnya.
Perlahan melangkah mendekati seseorang yang berbaring lemah, dengan beberapa selang terpasang di tubuhnya. Wajah pucat itu terlihat sangat jelas setelah mendekati pria mungil berbaring di atas tempat tidur rumah sakit.
Di sudut pintu, wanita paruh baya hanya melihat anaknya bereaksi. Dia belum pernah melihat kisah cinta seperti ini. Begitu istimewa.
Tangan hangat itu memegang tangan pucat nan dingin istrinya. Memegangnya lama, menatap banyak akan harapan kepada Jaemin yang belum sadar.
"Na, kau tau?, kehilangan mu lebih menyakitkan dari pada menyayat tangan ku sendiri. Bulan malam ini begitu indah, sama seperti diri mu. Lihat di sana, buah hati kita menunggu mu bangun, begitu juga dengan ku. Sebentar lagi musim kesukaan mu akan datang, bangunlah, kita akan pergi untuk berjalan jalan. Minta semua apa yang kau mau, aku akan berikan pada mu"
Nyonya Lee menyaksikan kejadian haru malam itu juga. Menutup mulut, menahan tangisan yang sebentar lagi datang.
Jeno mengecup kening Jaemin, menatap dalam wajah pucat Jaemin. Mengelus surai hitam Jaemin dengan sangat lembut.
"Na, aku mencintai mu"
Air mata lolos jatuh membasahi pipi Jeno begitu sangat deras. Isakan tangisnya terdengar dengan jelas.
"Maaf jika aku egois, karna aku mencintai mu,aku hanya kau selalu ada di sisi ku Na, aku takut akan kehilangan diri mu, aku tidak tau kenapa harus seperti ini hiks, aku hanya ingin kau bahagia, aku mohon bangun Na-!!!"
Nyonya Lee keluar dari ruangan itu, dia paham pasti Jeno ingin menghabiskan waktu nya bersama Jaemin dan anak mereka. Dia fikir lebih baik menunggu di luar.
Mata Jeno memandang ke sebuah kaca berbentuk box, dan melihat bayinya dari kejauhan. Tangisnya berhenti sejenak, berjalan mengarah buah hatinya yang baru saja terlahir ke dunia.
Dia begitu senang dan juga sedih setelah melihat sang buah hati yang masih tertidur.
Sungguh tampan seperti wajahnya.
Terukirlah senyuman kebahagiaan dari bibir Jeno, jari telunjuknya menyentuh pipi gembul buah hatinya.
Tak menyangka dia sudah menjadi seorang ayah, dia begitu senang dan bahagia akan kehadiran malaikat kecil nya ini.
"Hai~, anak papa masih tidur?. Kau manis sekali seperti Ibu mu, papa sayang kalian berdua"
Tangisan Jeno kembali menetes. Hatinya begitu sakit, dia seperti kesepian tanpa adanya Jaemin. Baru kali ini ia merasakan sesuatu sesakit ini.
"J-jenoh"
"—!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda | NOMIN✔
RandomAku hanya ingin Na Jaemin, hanya dia yang ku mau,aku tidak ingin dia pergi dari samping ku. NOMIN SHIP🔞 jangan salah lapak loohh^^