21 END

41.8K 2.2K 670
                                    

Karna sudah 2 hari, Jaemin di boleh kan pulang oleh pihak rumah sakit. Apa lagi Jaemin kurang suka wangi wangi obat obatan, dia orangnya bosenan kalau lama lama di rumah sakit.

Sebenarnya Jaemin bisa aja besok pulangnya, cuma lebih baik di rawat sama Jeno di rumah dari pada ngeluarin biaya yang banyak.

"Jen, ke rumah Ibu bentar ya"
"Iya sayang"

Perjalanan menuju pintu keluar rumah sakit, seperti biasa banyak sorot mata yang melihat ke arah mereka.

Jaemin menunduk, dia sedikit malu di tatap banyak orang. Setelah Jaemin melihat bayi imut yang sedang gendongnya, dia tersenyum sembarih mengelus pipi anaknya itu.

"Jeno"
"Hm? Ada apa Na?" Menatap Jaemin.
"Kira kira nama yang cocok buat anak kita apa?"
"Oh itu, kalau nama biar urusan Ibu, gimana?"
"Ahhh iya kau benar"

Mereka pun sampai parkiran dan menaiki mobil black kilat nya Jeno. Dia membukakan pintu untuk Jaemin agar mudah untuk masuk ke dalam mobil.

Setelah Jaemin masuk ke dalam mobil, ia pun masuk di kursi pengemudi, lebih tepat di samping Jaemin.

Jeno menjalankan mobilnya keluar kawasan rumah sakit. Dia terus tersenyum melihat Jaemin yang begitu senang mentap bayinya terus menerus, sesekali mencium pipinya,mengelus pipi gembul merahnya.

Di perjalanan hanya hening menyelimuti mereka, sebentar lagi mereka akan sampai kerumah nyonya Lee.

Sebentar...

Sepertinya Jeno muak dengan keheningan ini, Jaemin terus memperdulikan anak mereka dan tidak memperdulikan Jeno yang berada di sampingnya.

"Na"
"Iya Jen?"

Jaemin melihat Jeno yang melengkukkan bibir kebawah, dia kesal.

"Ada apa?"
"Kau tidak memperdulikan ku ya?"
"Ha? Tidak, kenapa kau tanya seperti itu?"
"Lupakan saja"
"ih? Kok gitu?, kau kenapa Jen?, ada apa?"
"Hm"
"Kau marah pada ku ya?, jangan seperti itu"

Jaemin memegang tangan Jeno agar Jeno menjawab pertanyaannya.

"Tidak"
"Baiklah, maafkan aku"

Sesampainya di rumah nyonya Lee, Jeno turun dan membukakan pintu untuk Jaemin, tapi sepertinya dia masih kesal, terlihat dari raut wajahnya yang marah pada Jaemin.

Jeno berjalan menduluani Jaemin, Jaemin memaklumi prilaku Jeno padanya, dia bisa selesaikan di rumah nanti. Dia berharap tidak seperti itu di hadapan nyonya Lee.

Tok tok tok

"Ibu-!!!"

Jaemin melihat wajah Jeno yang tidak melihatnya kembali. Membuang nafas panjang melihat tingkah kekanakan Jeno.

Pintu pun terbuka menampilkan nyonya Lee di baliknya, Jaemin dan Jeno tersenyum bersamaan kepada nyonya Lee.

"Jaemin? Jeno?"

Nyonya Lee memeluk erat Jeno dan Jaemin secara beegantian.

"Mari masuk"

Mempersilahkan masuk untuk Jaemin dan Jeno. Rumah ini sama sekali tidak berubah, desain,warna dan wanginya sama seperti tujuh tahun lalu.

"Kalian mau minum apa?"
"Ahhh tidak usah Bu,biar Nana aja"
"Tidak tidak, kamu baru pulang dari rumah sakit, sebentar biar Ibu buatin minum dulu"

Nyonya Lee pun sudah tidak terlihat lagi. Masih sama, Jeno belum mau berbicara padanya.

"Jeno-ahh, kau marah karena aku tidak berbicara pada mu ya?"
"....."
"Maafkan aku, bukannya aku memilih salah satu pihak, aku menyayangi kalian berdua"
"...."
"Ishh kau ini Jen, sama anak sendiri cemburuan, aneh banget"
"Ya iyalah"
"Udah jangan marah lagi"
"Cium dulu"
"Iyaaa"

Tuan Muda | NOMIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang