19

29.9K 2K 308
                                    

Begitu lama Jeno dan Ibu nya menunggu sampai sekarang. Waktu berlalu dengan cepat, jam telah tertuju pada pukul 8 malam, belum ada dokter ataupun suster yang keluar.

Sedari tadi hanya hening lah yang menyelimuti Jeno, dia sama sekali tidak selera untuk berbicara. Saat Ibu nya berbicara padanya, Jeno hanya mengangguk ataupun menggeleng.

Seketika Jeno mengingat senyum manis dan prilaku Jaemin yang lembut padanya. Mata Jeno memerah menahan tangisan nya. Detak yang begitu kencang semakin membuat perasaan tidak enak, operasi pada perut Jaemin bukan lah hal yang sepele, nyawa lah taruhannya.

PUG-!!!

"KAMI MEMBUTUHKAN GOLONGAN DARAH A-!!!, suster tolong, siapa pun yang memiliki golongan darah A segera suruh datang kemari"

Jeno bangkit dari duduknya dan berjalan mengarah ke Dokter yang baru saja keluar dari ruangan.

"Dok Dok, ada apa Dok?"
"Apa anda ingin mendonorkan darah anda?"
"Bagaimana dengan istri saya yang ada di dalam Dok?"
"Anda suami dari pasien tersebut?"
"I-iya Dok"
"Jadi begini, karena proses operasi yang begitu lama, darah istri anda telah keluar begitu banyak. Kami juga sudah melakukan yang terbaik untuk istri anda, bayi yang ada di perutnya terlilit oleh usus"
"Apa Dok-!?, jadi bagaimana anak saya!?"
"Tenang, bayi anda sudah aman, sekarang istri anda yang sekarat. Tidak butuh waktu lama, apa golongan darah anda A?"

Jeno belum pernah cek golongan darahnya, tapi tidak mungkin golongan darahnya sama seperti golongan darah Jaemin. Golongan darah A sangatlah langkah.

Mengacak rambutnya frustasi.

"Saya belum pernah cek Dok, tapi tolong cek kan darah saya, mana tau sama dengan golongan darah istri saya"
"Baiklah, mari, kita tidak butuh waktu lama. SUSTER MOHON TANGANI PANSIEN-!!!"

Nyonya Lee di ombang ambing dengan suasa ini, begitu bingung dan kacau. Bayinya terselamatkan, tapi Jaemin masih mempertaruhkan nyawanya di dalam sana.

Mengambil tas yang berada di kursi tunggu, berjalan meninggalkan tempat ia terduduk tadi.

Di sisi lain, Jeno dan Dokter berlari menuju ruang sang Dokter untuk mengechek golongan darah Jeno.

"Dia begitu keritis, karna proses tersebut darahnya begitu banyak terbuang"
"Bagaimana pun caranya saya mohon tolong selamatkan istri saya, Dok"
"Kita lihat saja nanti"

Kreeeet....

"Berbaring di sana"

Sang Dokter mengarahkan Jeno untuk berbaring di satu tempat tidur pasien, di samping tempat tidur itu terlihat banyak sekali selang selang dan Jeno tidak tau itu untuk apa.

Membaringkan tubuhnya dengan perlahan, pikiran Jeno sekarang adalah keselamatan Jaemin.

"Ya tuhan, kenapa harus Jaemin yang berada di posisi ini?, aku tidak mau kehilangan malaikat itu, dia milik ku. Kalau bisa, ambil saja nyawa ku, biarkan dia melanjutkan perjalanan hidup walau itu tanpa ku, beri kan seseorang yang terbaik untuk nya melebihi diri ku"

"Okey, sekarang lemaskan tangan mu, kita chek terlebih dahulu"

Bergegas sang Dokter memegang peegelangan tangan Jeno, memijat sebentar telapak tangan Jeno.

Benda berbentu seperti pena dengan tombol kecil di atasnya. Benda itu mengarah di jari telunjuk Jeno, dan...

Ctek-!

Sedikit tersentak karena benda itu menerobos kulit jarinya. Sedikit darah keluar dari atas telunjuk Jeno, Dokter itu bergegas meletakkan kaca kecil berbentu persegi panjang di darah tersebut. Setelah itu, sang Dokter pergi ke satu pintu dan masuk.

Jeno melihat jari Jeno yang berdarah.

"Semoga saja sama"














































Kreeet...

"Tidak sama"
"Apa-!?"
"Golongan darah mu O. Kita harus segera mencari orang bergolongan darah A, kalau tidak istri mu bisa kehilangan nyawanya"
"JAGA BICARA MU-!!!"

BRUGG-!!!

Jeno begitu tidak bisa terkendalikan lagi, masa depannya yang indah tidak mungkin pergi begitu saja, pasti ada kesempatan.

Kera baju sang Dokter di tarik oleh Jeno dan menolak Dokter itu ke dinding.

"Selamatkan Jaemin, kalau tidak kau akan ku bunuh-!!!!"
"T-tenang lah-!, kita juga akan berusaha!, hentikan tingkah mu ini atau istri mu kehabisan darah terlalu banyak lagi-!!!"

Kreeet....

Seseorang masuk ke dalam ruangan di mana Jeno dan Dokter itu berada. Yang baru saja masuk terkaget karena melihat dua orang pria itu akan memulai pertikaian.

"Dokter, golongan darah saya A, ambil saja sebanyak yang kau mau"

🐶🐰

"Kenapa tidak dari tadi?"

Pria berbadan tinggi itu berbicara dengan wajah paniknya di hadapan Ibu nya.

"Ibu baru ingat, maafkan Ibu. Ibu juga berusaha lari, dan kau pasti tau Ibu mu ini sudah tua, tenaga pun sudah tidak ada"
"Huffff...., Iya Bu, Jeno terimakasih sekali karena Ibu sudah menolong Jeno dan Jaemin"
"Sudah kewajiban Ibu sebagai orang tua"

"Apa Ibu sudah makan?"
"Tidak, Ibu tidak selera makan"
"Makan sedikit Bu, biar Jeno beli"
"Tidak apa sayang, Ibu mau lihat keadaan Jaemin dan bayinya"

Suasana menjadi serius. Ntah kenapa tiba tiba Jeno memikir yang tidak tidak, bisa di bilang overthinking. Semua kesalahan yang di lakukannya pada Jaemin, terlintas sesaat di pikirannya.

Jam sudah mengarah pukul 11 malam, Jeno akan memberi tau pada temannya kalau besok dia tidak bisa datang ke kantor. Selesai dengan itu, dia bangkit dari duduknya dan berjalan mengarah pintu yang di dalamnya ada Jaemin yang di tangani oleh Dokter.

Menyentuh pintu putih itu, menggigit bibir bawahnya, menundukkan kepala sembarih menangis kecil.

"Aku yakin kau pasti kuat Na, aku akan selalu di sini untuk mu"

Kreeeet....

Jeno kaget sejadi jadinya, pintu yang di pegangnya tadi terbuka dan menampilkan seseorang Dokter wanita.

Dia menatap Jeno histeris. Ibu Jeno sedikit berjalan cepat mendekati Jeno dan sang Dokter tersebut.

"Operasi nya sudah selesai"
"B-benarkah?, terima kasi banyak Dokter" membungkukkan tubuhnya.
"Tapi, dia masih butuh istirahat, kau sudah boleh masuk"
"Baiklah Dokter, terima kasih sekali lagi"
"Sudah tugas ku menjadi dokter, bayi mu sudah di bersihkan oleh suster, bayi mu ada di tempat tidur bayi yang terletak di samping tempat tidur Jaemin"

Jeno mengangguk cepat, dokter itu pergi dari hadapan mereka. Segera Jeno dan nyonya Lee masuk untuk melihat keadaan Jaemin di dalam.

Gerakannya seketika melambat. Antara sedih dan kasihan, seseorang yang di cintainya telah di penuhi oleh selang selang. Melihat si manisnya seperti itu saja ia merasa ingin mati saja, ketidak tegaan bersarang di hatinya.


















Tbc....

Maaf guys author gantungi lagi:( ih beneran deh otak author buntu banget hari ini.

Makasi yg udah nunggu cerita author^^❤

Menurut kalian masih nyambung gk sih part" nya? :(

Jgan lupa vote and coment^^

I love you guysss👋❤

Tuan Muda | NOMIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang