18

32.2K 2K 577
                                    

Tujuh bulan kemudian....


































"Sayang, jangan keluar rumah tanpa sepengetahuan ku,okey?. Kalau ingin membeli sesuatu, suruh saja maid yang belikan, aku pergi kerja dulu"

Pria berbadan kekar nan besar itu mencium kening pria yang lebih pendek darinya. Mengelus surai sang istri lalu mengkecup sekilas bibir berwarna cherry itu.

"Pulang nya jangan lama lama ya"
"Iya Nana cantik, aku pergi dulu"

Mereka saling melempar senyuman, tak lupa Jeno memberikan wink kepada Jaemin, Jaemin yang melihat itu terkekeh geli. Menunggu Jeno sampai benar benar tidak terlihat lalu Jaemin kembali masuk ke dalam.

Menghela nafas, memegang perutnya yang sudah membesar dan tersenyum manis menatap ke perutnya.

Segera Jaemin menuju kamar untuk beristirahat, tidak terasa dua bulan lagi dia akan melahirkan. Dada Jaemin juga terasa perih, terkadang suka mengeluarkan air berwarna putih seperti susu.

Menaiki satu per satu anak tangga dengan sangat pelan dan berhati hati, saat saat ini lah yang di takutkan Jaemin, menaiki anak tangga sendiri tanpa ada seseorang yang menuntunnya.

Sesampai di atas Jaemin bernafas legah karena sudah berada di atas dan berhasil menaiki tangga dengan selamat. Kemarin dia pernah saja hampir terpeleset, untung saja Jeno langsung menangkap badan Jaemin.

Jeno juga selalu khawatir dengan perut Jaemin yang semakin lama membesar, maka dari itu dia mencari orang untuk bekerja di rumahnya sebagai maid dan menjaga Jaemin saat dia bekerja.

Jaemin membuka pintu kamar dan masuk lalu menutup pintunya kembali. Berjalan menuju tempat tidur dan duduk di samping tempat tidur.

"Sshhh kenapa rasanya nyerih sekali?"

Dengan pelan ia mengangkat kakinya agar bisa berbaring. Jaemin benar benar merasakan nyerih di perutnya, dia mulai panik.

Karena tidak sanggup bergerak, Jaemin mencoba memanggil maid yang entah di mana keberadaannya.

"Bibi-!, shhh p-perut ku"

Tak lama seorang maid muncul di balik pintu.

"Ada apa Tuan?"
"Bantu aku, perut ku akhh-!"
"Ya ampun Tuan-!"

Maid muda itu berlari mendekati Jaemin, dia merasa panik dan bingung mau ngelakukan apa.

"T-telfon Jeno, nghh akh sakit hiks-!"
"I-iya Tuan sebentar"

Main muda yang bernama Karina itu segera menelfon Jeno yang berada di kantor. Mengambil ponsel dark saku celananya dan menekan beberapa tombol.

Drrr drrr drrrr....

"Ada apa?"

"T-tuan, Tuan Jaemin perutnya sakit"

"Apa-!!!?, baiklah aku akan segera pulang"

"Iya Tuan"

Setelah itu Karina membantu Jaemin agar tidak kesakitan lagi.

"Tuan, coba tarik nafas lalu buang dengan perlahan, ayo lakukan Tuan"

Karina benar benar panik, dia takut terjadi apa apa pada Jaemin. Kasihan jika Jaemin kesakitan, panik terus mengelilingi perasaannya.

Jaemin melakukan apa yang di katakan Karina dengan berulang ulang. Air mata maid muda itu keluar karna ia sungguh panik dan merasa kasihan pada Jaemin yang kesakitan.

Tuan Muda | NOMIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang