40. AZIMA

393 45 13
                                    

"Terkadang cinta mampu membuat orang kuat seketika menjadi lemah dan sebaliknya membuat orang lemah seketika menjadi kuat."

~Ken Alatas~


Shakeel menggendong Azima memasuki rumah sakit, sambil meminta pertolongan kepada suster yang berada di sana.

Suster yang mendengar teriakan Shakeel dengan cepat menghampirinya sambil mendorong sebuah brankar.

Setelah menidurkan Azima di atas brankar dengan cepat suster tersebut membawa Azima memasuki ruangan operasi.

Fahreza dan beberapa polisi yang mengikuti mobil Shakeel pun, kini memasuki rumah sakit dan langsung menghampiri Shakeel yang tengah berdiri di depan ruangan operasi.

Akibat kehadiran Shakeel dan juga Ken di lokasi kejadian, membuat Fahreza dan pihak kepolisian bersepakat untuk menginterogasi mereka.

Shakeel dan Ken yang menyadari kehadiran Fahreza kini menatap ke arah Fahreza.

"Permisi, Pak Shakeel dan juga Anda harus ikut bersama kami ke kantor," ucap seorang Polisi yang berdiri di sebelah Fahreza.

Shakeel yang sedang cemas akibat memikirkan Azima kini terlihat tak fokus, bahkan ia tak menghiraukan apa yang dikatakan oleh polisi tersebut.

"Bos, mereka meminta kita untuk ikut ke kantor polisi," bisik Ken pada Shakeel.

"Saya akan ikut, tapi setelah operasi Azima selesai," jawab Shakeel sambil menatap sang polisi.

"Kalian harus ikut sekarang juga, biar saya yang menunggu Azima," tukas Fahreza sambil menatap tajam ke arah Shakeel.

"Maaf, tapi kami tak bisa mengikuti keinginan Pak Shakeel dan satu hal yang harus Anda ketahui, perusahaan Anda tercatat pernah melakukan transaksi pembelian barang terlarang tersebut," ujar Polisi tersebut.

"Tapi--" Shakeel tak melanjutkan ucapannya saat dua orang polisi lainnya telah memegang tangannya untuk berjalan menuju mobil, begitu pula dengan Ken yang ikut berjalan di belakangnya.

Setelah Shakeel dan polisi itu pergi, kini Fahreza menghubungi Amar untuk membawa sebuah ambulans dan juga dokter pribadi untuk memindahkan Azima ke rumah sakit khusus mata-mata.

Shakeel yang berada di kantor polisi masih terdiam, pikirannya kini hanya tertuju kepada Azima, Azima dan Azima. Bahkan pertanyaan yang sempat dilontarkan kepadanya belum juga ia jawab.

"Sekali lagi, tolong jelaskan mengapa Anda berada di lokasi penyelundupan, Pak?" tanya pihak penyidik kembali.

"Saya akan menjawabnya, tapi tunggu setelah pengacara saya datang," jawabannya dan kembali diam.

Beberapa menit berlalu, Fahreza masih setia menunggu perkembangan operasi Azima. Namun, kali ini ia tak sendiri. Amar, Hana dan seorang dokter khusus juga berada di sana untuk menunggu selesainya operasi tersebut.

Sesuai prosedur dalam agen mata-mata, maka Azima akan segera dipindahkan setelah menerima perawatan dari rumah sakit umum tersebut. Fahreza selaku ketua tim tak mungkin membiarkan Azima berada cukup lama di tempat umum, sebab itu bisa saja mengundang perhatian banyak pihak jika mereka mengetahui bahwa Azima tertembak di lokasi penyelundupan yang menjadi perbincangan banyak orang saat ini.

"Bang, apa Bang Reza yakin akan memindahkan Azima setelah operasinya selesai?" tanya Hana sambil menatap ke arah Fahreza.

"Yakin, kita harus memindahkan Azima secepat mungkin sebelum Shakeel kembali ke sini dan juga sebelum media mengetahui kebenaran yang ada."

AZIMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang