Happy Reading 💛
___________________________"Jangan takut, selama aku masih ada akan kupastikan kegelisahanmu tak akan menjadi nyata."
~ Fahreza ~
Azima langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah memasuki kamar apartemennya.
Ia benar-benar merasa lelah, perasaan dan misinya mulai membelenggu pikirannya.
"Kenapa perasaan ini harus muncul di saat yang tidak tepat," ucap Azima sambil memejamkan matanya, berharap agar apa yang membelenggu pikirannya bisa hilang dengan sendirinya, namun nyatanya pesan yang disampaikan oleh Amar lagi-lagi muncul di benaknya, hingga ia memilih bangun dan berjalan menuju meja kerjanya.
"Penyeludupan barang ilegal akan terjadi hari ini melalui jalur laut menuju Batam. Tapi waktunya belum diketahui," ucap Azima membaca ulang pesan dari Amar.
"Tadi Shakeel mengatakan akan bertemu Ken dan memiliki pekerjaan di malam hari. Jadi jika Shakeel salah satu dari mereka, maka penyeludupan itu akan terjadi malam ini," ucap Azima kembali sambil menatap lurus ke arah jendela.
Azima merasa pikirannya benar-benar kacau saat ini, entah mengapa rasa curiganya pada Shakeel membuat perasaannya tidak nyaman.
Fahreza calling.
Nama itu tertera di layar ponselnya, membuat Azima mengembuskan napasnya sejenak lalu meraih ponselnya dan menggeser tombol berwarna hijau.
"Assalamu'alaikum Bang Reza,"
"Waalaikumsalam."
"Bang apa penyeludupan barang ilegal itu terjadi malam ini?" tanya Azima tanpa membuang-buang waktu.
"Siapa yang memberi tahu mu?"
"Aku hanya menebak saja Bang."
"Ternyata selain jago menembak, kamu juga jago menebak yah," jawab Fahreza sambil terkekeh.
"Ihh, Bang Reza kok malah bercanda."
"Iya maaf, tebakan kamu memang benar, penyeludupan itu terjadi malam ini."
"Apa aku harus ke lokasi?"
"Tidak perlu, kamu tidak boleh kesana jika salah satu dari mereka mengenalimu maka penyamaran mu akan terbongkar."
"Jadi benar perusahaan Shakeel terlibat?"
"Yah menurut informasi yang Amar dapatkan beberapa orang terlibat di dalamnya. Kamu tidak perlu khawatir kamu tetap harus mencari informasi di perusahaan Shakeel agar misi kita cepat selesai."
"Iya Bang."
"Ya udah kamu istirahatlah sepertinya kamu lelah. Besok aku akan menjemputmu," ucap Fahreza lalu sambungan telepon pun terputus sebelum Azima mengatakan sepatah kata pun.
🍃🍃🍃
Shakeel berjalan memasuki apartemennya dengan mengembuskan napas panjang dan merebahkan tubuhnya pada sofa.
Ia merasa lelah dan berniat untuk beristirahat sejenak, namun belum saja ia memejamkan matanya dering handphone-nya lebih dulu berbunyi.
Ia menatap layar ponselnya, nama Ken tertera di sana.
"Ada apa Ken?" ucapnya setelah menggeser tombol berwarna hijau di layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZIMA [END]
Teen FictionFollow dulu sebelum baca! Azima Faza. Nama yang melekat pada dirinya di usia 16 tahun. Identitas baru yang tak seorang pun tahu, bahkan kedua orang tuanya sekali pun. Usia 16 tahun, di mana gadis-gadis seusianya menghabiskan waktu bersama keluargan...