"Aku ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu."
~ Fahreza ~
🍃 Happy Reading 🍃
____________________________________"Bos are you okay?" tanya Ken saat Shakeel duduk di sebelahnya dengan raut wajah datar.
"Menurutmu?"
"Kurang baik."
"Kalau udah tau, yah nggak usah nanya."
"Udahlah Abang, lagian pria itu kan cuma temen Kak Azima," ucap Neva berniat memenangkan hati Shakeel.
Mobil yang di kendarai oleh Ken melaju meninggalkan parkiran apartemen menuju pusat perbelanjaan, mengikuti keinginan Neva sebelum kembali ke Indonesia.
🍃🍃🍃
Azima hanya diam saja, membuat suasana di dalam mobil menjadi hening. Tatapannya tertuju pada kaca jendela mobil, entah apa yang ia pikirkan.
Fahreza berkali-kali melirik ke arah Azima, melihat Azima terdiam saja membuat hatinya merasa resah.
"Azima."
Azima berdeham sambil mengalihkan pandangannya ke arah Fahreza.
"Kamu kenapa?"
"Nggak pa-pa Bang."
"Nggak pa-pa kok diem aja?"
"Aku serius Bang nggak pa-pa, tapi kita mau ke mana si?"
"Nanti kamu juga tau," ucap Fahreza dengan senyuman manis di bibirnya.
Azima menautkan kedua alisnya, sungguh ia tak mengerti dengan tingkah Fahreza kali ini.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, hampir sejam perjalanan hingga mereka berdua tiba di sebuah gedung yang sangat familiar di ingatan Azima.
"Bang, kenapa kita ke sini?" tanya Azima saat dirinya berdiri di depan gedung berlantai 4 tersebut. Gedung yang menjadi saksi dirinya sebagai mata-mata, gedung yang menjadi tempat dengan segala cerita di hidupnya dimulai.
"Ada beberapa bukti yang harus kita lihat dengan kedua mata kita sendiri,"
ucap Fahreza sambil berjalan lebih dulu di hadapan Azima.Azima mengikuti langkah kaki Fahreza hingga tiba di dalam gedung tersebut.
"Selamat datang!" teriak beberapa orang yang menyadari kedatangan Azima dan Fahreza.
Setelah bertegur sapa dengan beberapa orang, Azima dan Fahreza pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan informasi, ruangan yang di penuhi alat elektronik dan orang-orang yang sibuk mencari informasi penting tentang objek yang menjadi targetnya.
"Pagi Bang Reza," sapa seorang pria dengan setelan serba hitam.
"Pagi, apa file yang saya minta sudah kamu dapatkan?"
"Sudah Bang, tunggu sebentar biar saya copy ke flashdisk."
"Oke."
"Ini Bang. Sudah selesai," ucap pria itu sambil menyodorkan flashdisk kearah Fahreza. Sementara Azima yang masih tidak mengerti mengenai file tersebut, hanya bisa memperhatikan interaksi Fahreza dengan staff bagian informasi tersebut.
"Oke, tetap pantau terus pergerakan dan apa saja yang akan mereka lakukan."
"Siap Bang."
Setelah mengambil file tersebut, kini Azima dan Fahreza melangkah keruangan kerja Fahreza.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZIMA [END]
Teen FictionFollow dulu sebelum baca! Azima Faza. Nama yang melekat pada dirinya di usia 16 tahun. Identitas baru yang tak seorang pun tahu, bahkan kedua orang tuanya sekali pun. Usia 16 tahun, di mana gadis-gadis seusianya menghabiskan waktu bersama keluargan...