16. AZIMA

487 57 25
                                    

"Terima kasih karena telah hadir di hidupku."

~ Shakeel Faeyza Farzan ~

|


Happy Reading 🤍
__________________

Semilir angin perlahan menerpa pepohonan yang rindang, membuat dedaunan gugur satu persatu hingga menerpa wajah cantik si wanita berkimar putih.

Azima? Yah dia adalah Azima. Wanita berkimar putih yang menebarkan senyuman indah di bibirnya sambil mengangkat kedua tangannya, seakan menadah dedaunan tersebut agar terjatuh tepat di atas telapak tangannya.

Senyum kegembiraan di wajah Azima membuat Shakeel seakan ingin memandang wajah itu terus menerus.

Shakeel melangkah lebih dekat kearah Azima, berdiri tetap di hadapan Azima. Shakeel tersenyum lembut menatap netra Azima yang selalu mampu membuat kesejukan di hatinya.

Shakeel mengulurkan bunga mawar putih yang ada di genggamannya pada Azima. "Azima, will you marry me?"

Azima masih diam, seakan tak mengerti dengan apa yang Shakeel ucapkan.

"Azima, will you marry me?"

Shakeel mengulang pertanyaannya kembali.

Azima tersenyum dan meraih bunga mawar putih yang ada di genggaman Shakeel. "Yes." ucapnya dengan lembut.

"Allahuakbar Allahuakbar,
Asyhadu allaa illaaha illallaah.
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.
Hayya 'alashshalaah.
Hayya 'alalfalaah.
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Laa ilaaha illallaah."

Kumandang azan subuh menyadarkan Shakeel dari tidurnya, ia mengembuskan napas panjang dan sebelah tangannya mengacak rambut hitam miliknya.

Shakeel tersadar bahwa kebahagiaan yang baru saja ia rasakan, hanyalah sebuah mimpi.

Sebuah mimpi yang ia harapkan bisa menjadi kenyataan suatu hari nanti.

Perusahaan Farzan express pukul 08:30.

Ken masih bingung dengan tingkah bos nya yang sedari tadi senyam-senyum sendiri sambil menatap layar ponselnya.

Aneh. Kata itulah yang pantas Ken sematkan untuk tingkah bos nya pagi ini.

"Bos."

"Hemm."

"Bos, sehat kan?"

"Sehat. Buktinya saya duduk di sini."

"Yah emang fisik bos sehat, tapi kali aja pikiran bos yang lagi nggak sehat."

"Maksud kamu apa si Ken?"

"Bos aneh tau dari tadi senyam-senyum sendiri."

"Apanya yang aneh si Ken?"

"Yah senyuman bos lah yang aneh."

"Kenapa senyuman saya kurang manis?"

AZIMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang