43. AZIMA

473 47 23
                                    

Indonesia, 21 April 2021


"Tak mesti sekarang, tapi nanti setelah waktunya tiba kita akan bersua kembali dengan alasan takdir yang mempertemukan."


Sebulan kemudian.

Aku masih ada di sini
Masih dengan perasaanku yang dahulu
Tak berubah dan tak pernah berbeda
Aku masih yakin nanti milikmu.

Aku masih di tempat ini
Masih dengan setia menunggu kabarmu
Masih ingin mendengar suaramu
Cinta membuatku kuat begini.

Aku merindu, ku yakin kau tau
Tanpa batas waktu, ku terpaku
Aku meminta walau tanpa kata
Cinta berupaya
Engkau jauh di mata tapi dekat di doa
Aku merindukanmu.

"Maaf Tuan, kalau Tuan tidak menyukai lagunya saya akan mematikannya," tanya sang supir ketika melihat wajah Shakeel yang hanya menatap keluar jendela.

Ken yang mendengar ucapan sang supir pun ikut menatap ke arah Shakeel yang tengah duduk di sampingnya.

"Nyalakan saja, Pak." jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Baik, Tuan."

Sang supir kembali menekan tombol pada power audio mobil tersebut hingga lagu kembali terputar.

Aku merindu, ku yakin kau tau
Tanpa batas waktu, aku terpaku
Aku meminta walau tanpa kata
Cinta berupaya
Engkau jauh di mata tapi dekat di doa
Aku merindukanmu.

Aku merindukanmu
Aku merindukanmu.

Shakeel masih menatap ke arah luar dengan perasaan yang tak menentu.

Entah mengapa lagu yang sedang mengiringi perjalanannya, seakan mewakili apa yang sedang ia rasakan saat ini.

Rindu. Sangat jelas ia merindukan sosok Azima, wanita yang ia cintai. Wanita yang sudah sebulan tak bertemu dengannya dan selama itu pula ia tak tahu bagaimana kabar dari wanita yang ia cintai itu.

Meski pencarian tentang keberadaan Azima telah ia hentikan, tapi perasaannya akan Azima tak pernah berkurang sedikit pun. Shakeel tak pernah lupa dengan setiap inci senyuman yang pernah terukir di bibir Azima, dirinya benar-benar merindukan wanita yang sudah membuatnya jatuh cinta dan mampu membawanya kembali dekat kepada sang pencipta.

"Bos kita sudah sampai," ucap Ken. Namun, Shakeel masih terdiam tanpa merespon ucapan Ken.

"Bos." Ken kembali memanggil dengan nada pelan, tapi Shakeel masih saja diam dan asyik dengan lamunannya.

"Bos!" pekiknya kembali.

"Nggak usah ngegas, Ken! Saya denger kok," sungutnya lalu keluar dari mobil.

"Denger, tapi diam aja. Aneh," keluhnya.

"Saya denger yah, Ken!"

"Saya emang sengaja ngomong kenceng biar bos denger," gerutunya sambil mengikuti Shakeel dari belakang, sementara Shakeel yang mendengar ucapan sekretarisnya itu hanya bisa tersenyum.

AZIMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang