11. AZIMA

539 65 37
                                    

"Aku benar-benar menyukainya, aku akan berjuang untuk mendapatkannya, bagaimana pun caranya, karena Dia hanya diciptakan untukku."

~ Shakeel Faeyza Farzan ~

|

Happy Reading 💛
_________

Pukul 3 pagi.

Azima sudah terbangun dari tidurnya, sudah menjadi kebiasaannya yang selalu bangun lebih awal untuk melaksanakan salat tahajud.

Setelah salat tahajud Azima biasanya melanjutkan untuk membaca ayat suci Al-Qur'an sambil menunggu azan subuh berkumandang.

Azima berjalan menuju meja kerja yang berada di dalam kamarnya selepas melaksanakan salat subuh nya, sambil membuka laptop yang ada di hadapannya, Azima melirik ke arah jam dinding, masih pukul 5 pagi, masih ada waktu sejam sebelum ia bersiap-siap untuk berangkat bersama Shakeel.

Azima kembali fokus pada laptop di hadapannya, ia membuka sebuah file yang harus ia kirimkan kepada Amar. File yang berisi beberapa informasi mengenai perusahaan dan orang-orang yang masuk dalam daftar mencurigakan. Karena selama seminggu, Amar lah yang akan menggantikan tugasnya sebagai mata-mata di perusahaan Shakeel.

🍃🍃🍃

Pria itu sesekali menguap karena menahan ngantuknya, setelah berusaha bangun untuk melaksanakan salat subuh.

Semenjak mengenal Azima, Shakeel memang berusaha untuk melaksanakan kembali salat lima waktu yang telah sekian lama ia tinggalkan.

Shakeel tidak tahu dorongan itu muncul dari mana, namun yang ia ketahui apa yang Azima katakan kepadanya membuatnya merasa berdosa pernah meninggalkan ibadahnya.

Shakeel melangkah menuju kasurnya, ia kembali merebahkan tubuhnya setelah melaksanakan salat, namun niatnya untuk tidur kembali perlahan hilang saat mengingat Azima.

"Aku benar-benar menyukainya, aku akan berjuang untuk mendapatkannya, bagaimana pun caranya, karena Dia hanya diciptakan untukku." lirih batin Shakeel.

Kali ini Shakeel benar-benar dibutakan oleh wanita bernama Azima, bahkan wanita itu sudah bersarang di benaknya. Biasanya paras Shakeel lah yang membuat wanita lain tersihir dan mendekatinya, namun kali ini berbeda, Dia lah yang tersihir akan paras dan pembawaan Azima.

Shakeel mengambil handphone-nya yang berada di atas nakas, meski terbilang sangat pagi, namun Shakeel memberanikan dirinya kembali untuk menghubungi Azima. Ia ingin mendengar suara wanita itu walau hanya sebentar saja.

Dering handphone yang berada di sampingnya membuat Azima sedikit terkejut. Bukan karena bunyi dari handphone tersebut, namun karena nama yang tertera di layar handphone-nya, nama itu seketika membuat desiran di jantungnya.

"Assalamu'alaikum," ujar Azima setelah menggeser tombol berwarna hijau di layar handphone-nya.

"Waalaikumsalam."

Hening, hanya itu yang terjadi setelah Shakeel membalas salam Azima.

"Ada apa Pak?"

"Tidak apa-apa, saya hanya ingin mendengar suaramu."

Bisakah Azima terseyum mendengar pernyataan Shakeel barusan? Mungkin jika wanita lain yang mendengarnya ia akan kegirangan, namun berbeda dengan Azima, reaksi yang ia tunjukkan hanya terdiam dan ia berpikir mungkin bosnya salah nomor.

AZIMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang