21. AZIMA

426 58 19
                                    

"Aku yakin perihal perasaan itu hanya Allah yang atur, tapi aku berharap agar Allah bisa menyatukan dua hati yang saling berharap, tidak mesti di waktu yang cepat cukup di waktu yang tepat dan dengan orang yang tepat pula."

~ Neva Shopia Farzan ~

🍃__________________🍃

Happy Reading 💛

Start apartemen pukul 06:30.

Azima kini tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga Neva.

Aroma nasi goreng yang lezat mulai menyambar penciuman Neva yang masih tertidur, Azima memang tidak membangunkan gadis belia itu, ia membiarkan Neva menikmati tidurnya.

Neva yang mencium aroma nasi goreng tersebut, perlahan-lahan membuka matanya mencari keberadaan Azima, tapi netranya tak menemukan Azima. Neva menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu berjalan mencari Azima.

"Good morning. Kak," ucap Neva saat netranya menatap Azima yang tengah meletakkan dua piring nasi goreng di atas meja makan.

"Morning. Udah cuci muka belum?"

"Belum Kak," ucap Neva sambil terkekeh.

"Ya udah cuci muka dulu setelah itu kita sarapan."

"Ok Kak."

Beberapa menit kemudian, Neva kembali dan duduk di hadapan Azima. Neva menatap lekat wajah Azima, wanita yang sangat baik menurutnya, wanita yang baru ia kenal namun sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, Neva benar-benar berharap Azima menyukai abangnya agar ia mendapat seorang kakak ipar yang sebaik Azima.

"Neva kenapa diam aja?" tanya Azima saat menatap Neva yang hanya terdiam di hadapannya.

"Hem nggak papa Kak."

"Ya udah dimakan dulu nasinya. Entar dingin," ucap Azima dan Neva pun menganggukkan kepalanya sambil memegang sendok.

"Kak," panggil Neva setelah menelan sesuap nasi goreng di mulutnya.

"Iya."

"Kak, Neva pengen nanya sesuatu ke Kaka."

Azima menatap Neva, ada hal yang berbeda dari raut wajah gadis belia itu, ada keraguan dan kegugupan serta keingintahuan yang terukir di wajahnya. Itulah yang dapat Azima lihat dari sorot mata dan raut wajah Neva.

Azima memang sedikit memiliki kemampuan membaca raut wajah, kemampuan itu ia dapatkan saat menuntut ilmu di internasional spy school.

"Kita bicara setelah sarapan yah," ucap Azima dan Neva pun menganggukkan kepalanya.

🍃🍃🍃

Azima melangkah mendekati Neva setelah mencuci piring dan membereskan meja makannya.

Azima duduk di sebelah Neva. "Tadi Neva mau nanya apa?" tanya Azima sambil menatap wajah Neva.

"Apa Kaka nggak percaya sama abang, jika ia benar-benar menyukai Kaka?"

Pertanyaan Neva seketika membuat Azima membeku, ia benar-benar tidak menyangka jika Neva akan bertanya mengenai hal yang sulit untuk ia jawab.

"Kak, kok Kaka diam aja, Kaka nggak percaya yah sama abang?"

"Neva, Kaka bukan tidak percaya tapi Kaka belum bisa menjawab mengenai hal itu, karena ada sesuatu yang belum bisa Kaka jelaskan pada Neva."

AZIMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang