Sergio memasuki halaman rumah besar Papanya dengan wajah datar, ia memberikan kunci mobilnya kepada petugas keamanan yang berjaga di sekitar halaman rumah.
“Tuan Muda Sergio.”
Satpam dengan name tag Supriono itu menunduk sedikit untuk memberi hormat kepada anak majikannya. Sergio hanya mengangguk menghargai, lalu berjalan angkuh memasuki rumah.
“Kamu dateng, Nak?”
Wina— ibu tirinya yang berdandan menor macam pengantin itu tersenyum hangat di balik pintu setelah Sergio membukanya.
“Papa mana?” tanya Sergio tak berbasa-basi. Wina masih tetap mempertahankan senyum manisnya.
“Di atas, lagi kerja,” jawab wanita itu penuh kelembutan. “Kamu udah makan?”
Alis Sergio naik, ia mengedikkan bahu lalu berlari menaiki anak tangga menuju lantai dua. Tujuannya datang ke sini hanya untuk menemui Rejandra.
“Pa?”
“Papa di mana, Pa?”
Sergio memegang pilar besar yang berdiri kokoh dari lantai satu sampai lantai tiga itu dengan bingung.
Omong-omong, Sergio bingung karena tidak tau di mana ruang kerja Rejandra. Ia kan sangat jarang pulang ke rumah ini, jadi ya— you know, lah.
“Sergio?”
Sosok Rejandra muncul dari ruangan yang terletak di ujung sana. Pria paruh baya itu mengernyit melihat kedatangan putranya secara tiba-tiba.
“Pa?”
Sergio membalikkan badan, lalu berlari untuk menyalami Rejandra yang terpaku di tempat. “Pa, selamat ulang tahun.”
Senyum Rejandra mengembang. Ternyata, Sergio tak seburuk apa yang selama ini ia kira. Sergio tetap menjadi anak kebanggaannya, anak kesayangannya.
“Doanya?”
Sergio tersenyum kecil, khusus untuk hari ini. “Doaku enggak muluk-muluk. Panjang umur, ya, Pa. Biar nanti bisa liat aku sukses kayak Papa.”
Rejandra menepuk bahu lebar putranya itu, ia merasa tersentuh dengan kata-kata yang keluar dari mulut tajam Sergio. “Aamiin, terima kasih.”
“Sama-sama.” Sergio memudarkan senyumannya, ia menghela nafas panjang. “Oh, iya, aku nggak ada kue, Pa. Maaf, ya.”
“Enggak masalah.”
“Aku juga nggak ada kado, Pa.”
“Enggak masalah.”
Sergio benar-benar merasa tak tau diri. Banyak uang, tapi malas hanya untuk sekedar membeli sebuah kado atau kue ulang tahun.
“Tapi—” Rejandra tersenyum tipis. “Papa mau kamu tinggal di sini, sama Papa, Mama, dan adik kamu.”
Sergio menggeleng tegas. Untuk permintaan satu itu, sepertinya ia tidak bisa memenuhinya. “Enggak bisa, aku udah beli rumah baru.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SERGIO
Teen Fiction[ ENDING ] Namanya Sergio Rejandra. Pemuda yang amat sangat mencintai sosok Gracera Angeline dalam hidupnya. Rasa cintanya yang besar, semakin membuatnya jatuh terobsesi untuk memiliki gadis itu sepenuhnya. Grace sendiri pun tak tau, hidup menjadi k...