[ SERGIO - 17 ]

24.6K 1.3K 34
                                    

“Eh, ngomong-ngomong kenapa pikniknya di sini?” tanya Grace kepada Sergio yang masih mempertahankan senyumnya.

“Bukan piknik, sih, sebenernya. Cuma mau yang seger-seger aja. Bagusan di sini, kan?” Sergio mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali. “Nggak ada polusi dan yang terpenting nggak ada mata keranjang,” tambahnya.

Beberapa makanan ringan sudah berpindah tempat di pangkuan Grace. Gadis itu memutar bola matanya kesal. Baru saja hatinya berbunga-bunga karena Sergio yang jinak telah kembali.

Ternyata tak sepenuhnya kembali. Sergio masih tetap overprotective dan possessive.

“Aku kangen banget sama kamu, sini!”

Sergio menepuk tempat di sebelahnya yang masih longgar. Grace mengangguk dan menggeser duduknya kearah tempat yang Sergio tunjukan.

“Aku rasa, ucapan maaf aja nggak cukup buat nebus semuanya. Kamu mau aku ngapain?” bisik Sergio yang menumpukan dagunya di atas puncak kepala Grace. Bibirnya terus mengecup pucuk rambut Grace yang tergerai, menyalurkan seluruh rasa sayang yang dimiliki nya untuk gadis itu.

Ucapan dan hatinya berbeda. Kini, pemuda itu tersenyum miring. Ia semakin mempererat pelukannya pada tubuh Grace yang bersandar di dada bidangnya.

Sejatinya, Sergio tak benar-benar serius saat mengucapkannya. Meminta maaf kepada Zayn? Rasa-rasanya Sergio akan tertawa saat mengucapkannya kepada Grace tadi.

Menertawakan dirinya yang begitu pintar dalam berucap. Otaknya yang licik memang tidak main-main dalam berpikir.

Grace meletakkan bungkus makanan ringan yang sudah habis itu di bawah. Irisnya yang cantik memandang langit biru tanpa awan yang indah dari atas sini.

“Kamu nggak perlu ngapa-ngapain, aku udah maafin semuanya.” Grace mendongak, ia tersenyum dan semakin erat memeluk tubuh kokoh kekasihnya dari samping. “Jangan ulangi lagi, ya!” pintanya.

“Aku nggak bisa janji, itu semua tergantung kelakuan kamu. Kalau kamunya ngelunjak, ya, end,” balas Sergio yang terdengar sadis di telinga Grace.

“Jahat banget.”

Deringan ponsel yang terdengar nyaring membuat Grace sedikit merenggangkan pelukannya. Ia mengambil slingbag nya yang tergeletak di tikar dan mengambil ponsel dari sana.

Satu pesan dari Kinanti.

Kinanti
OMG!
Gue punya kabar buat lo,
Si Amora, putus dari Ziko.

“Dari siapa, Sayang?” tanya Sergio dengan dahi berkerut. Ia mengecup sekilas pipi kiri Grace yang memerah entah karena apa.

“Dari Kinan.”

“Ada apa?” Sergio kembali melontarkan pertanyaan. Pelukannya tak kunjung terlepas. Sungguh, Sergio benar-benar merindukan gadis dalam dekapannya ini selama berhari-hari.

“Katanya, Amora putus sama Ziko.”

Grace mengetikan pesan balasan untuk Kinanti. Rasa penasaran akan penyebab Ziko dan Amora putus menyergap di hatinya.

Anda
Gimana bisa?

Kinanti
Gue jg kaga tau
Kurang jelas sih
Ini gue lagi cari gosip tambahan

“Terus urusannya sama kamu apa? Biarin deh, kamu jangan suka ikut campur urusan orang.”

Grace mengerucutkan bibirnya. “Kenapa, sih?”

SERGIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang