[ SERGIO - 25 ]

22.3K 1.3K 141
                                    

“Aww, so cute!”

Kinanti hampir berteriak kalau saja Ghani tidak segera membungkam mulut toa-nya. “Apa sih, tangan lo bau.”

Ghani terkekeh kecil, tangannya menjauh dari bibir Kinanti yang tadi ia bungkam. Gadis itu kembali sibuk memilih berbagai jenis boneka yang dipajang rapi.

Keduanya tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan yang terkenal di kota ini. Tentu saja itu hasil rengekan Ghani yang membuat Kinanti pusing.

Padahal ia baru saja hendak beristirahat setelah mengantar Grace kerumahnya.

“Beliin yang ini, ya.” Kinanti mengerjap dan menunjuk sebuah boneka kelinci berwarna putih bersih yang terlihat sangat lembut.

“Oke.” Ghani mengangguk dengan senyumannya. “Beli semuanya juga boleh,” tambahnya.

Mata Kinanti berbinar senang, “Seriusan boleh semuanya?”

“Boleh, tapi kamu yang bayar.”

Dengan kesal, Kinanti memukul lengan Ghani sampai pemuda itu terkekeh geli.” Berjanda, Nyonya Ghani.”

“Bercanda woi.” Kinanti memicingkan mata, berpikir. “Nyonya Ghani siapa?”

“Ya kamu lah. Siapa lagi?” jawab Ghani dengan alis terangkat.

“Enak aja. Gue kan masih Nona Admaja, kecuali kalo lo udah nikahin gue,” ucap Kinanti seraya mengibaskan rambutnya kegerahan. Ia kembali memusatkan perhatiannya pada boneka-boneka yang tersusun rapi di balik lemari kaca besar.

“Yaudah, ayo nikah!”

Kinanti menggeplak bahu lebar kekasihnya, pemuda itu meringis ngilu.

“Mau gue rujak tuh mulut jablay?” ancamnya dengan mata mendelik kesal.

Ghani mengusap bibirnya pelan lalu mengangguk setuju. “Boleh, cabe nya dua aja, ya. Nanti kepedesen.”

Huh, Kinanti menarik napas panjang. “Terserah lo aja lah, Setan.”

“Marah-marah mulu perasaan.” Ghani bergumam lirih. “Gimana kalo udah nikah? Diketawain tetangga dong, masa suami takut istri,” dumelnya.

“Ngomong apa lo?” sentak Kinanti yang mampu membuat Ghani terkesiap dari lamunannya.

“Enggak Yang, nggak ngomong apa-apa,” balas Ghani dengan seulas senyumnya. Kinanti mendengus kesal.

“Mbak, saya mau beli kelinci itu,” tunjuk Kinanti pada boneka kelinci yang sedari tadi ia incar.

Wanita penjaga toko boneka itu mengerutkan kening tak mengerti. “Maaf, Nona. Disini tidak ada kelinci.”

Ghani terbahak, “Boneka kelinci, Mbak. Maksud dia boneka kelinci.”

Kinanti membuang wajah merasa sangat kesal dan tidak sabar. “Ck, nyebelin.”

Wanita tadi tersenyum malu, ia mulai berjinjit dan mengambil boneka yang dimaksud Kinanti.

“Yerin sama kakak kamu nggak dibeliin sekalian?” tanya Ghani setelah menghentikan tawanya. Ujung matanya sedikit berair karena terlalu banyak tertawa.

SERGIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang