5

4.6K 783 38
                                    

Pas hari-H event 17 Agustus, Renjun dan Guanlin udah stay di ruang kelas dan lapangan yang dipake buat lomba. Mereka nenteng kamera masing-masing.

Pas murid mulai berdatangan, Renjun dan Guanlin siap-siap ngambil foto dan video yang bakal diupload ke sosial media.

Pas matahari udah terik, Renjun dan Guanlin ketemu di kantin.

"Kak Ren, gua udah foto pas lomba balap karung, joget balon, makan kerupuk, sama tarik tambang!" Guanlin sengaja teriak biar suaranya kedengeran di kantin yang rame.

"Gua udah foto lomba puisi, fashion show, sama cerdas cermat!" balas Renjun. "Berarti tinggal panjat pinang ya?"

"Iyaa!!" Guanlin mengangguk.

"Ya udah, makan dulu lah kita Lin!" kata Renjun. "Oh iya, nanti jangan lupa kita foto panggung pertunjukan."

"Iya siap nanti difoto!" jawab Guanlin. "Gua pesenin bakso dulu, yak!"

Renjun mengangguk.

Siang itu mereka habiskan dengan makan bakso, diskusi foto yang bagus dan yang jelek, sama ngetawain muka-muka candid para peserta lomba.

"Itu si Karina ngakak banget?" kata Renjun, menunjuk muka Karina di foto.

Guanlin tertawa, "iya, Baejin ikut lomba balap karung, terus keserempet adek kelas!"

"Kok bisa, sih..." Renjun menggeleng heran.

"Ini, kak. Adek sepupu lo." Guanlin menunjuk foto Ningning yang sedang makan kerupuk.

"Mangap dia!!" Renjun terbahak. "Kirimin ke gue, Lin. Buat bahan ejekan."

"Kasian adek lo, kak."

Mereka berdua kembali mengobrol dan tertawa di sepanjang siang itu.

***

"Thanks for today, Guanlin." Renjun melonggarkan seatbeltnya, bersiap turun dari mobil.

Tadi, setelah event selesai, Guanlin secara suka rela menawarkan tebengan untuk Renjun. Yang lebih tua menyetujui tawaran itu dengan senang hati, berhubung saldo gopay-nya udah habis.

"No problem." Guanlin tersenyum tipis. "Besok ke gramedia yuk, kak?"

"Hah?" Renjun yang hampir turun dari mobil kembali menoleh kearah Guanlin.

"Ya, kalo lu mau aja, sih..." Guanlin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ooh..." Renjun berpikir tentang segala kemungkinan. Apakah besok Guanlin akan menculiknya? Tidak mungkin. Untuk apa dia melakukan itu? Atau, Guanlin hanya ingin berjalan-jalan santai, sambil membaca buku? "Mau ngapain, by the way?"

"Beli buku..."

Ya iya lah. Ngapain ke gramedia kalo nggak beli buku? "Ya udah."

Guanlin mengangguk. "Gue jemput jam 10?"

"Oke."

"See you...?"

"Iya."

Kali ini, Renjun benar-benar turun dari mobil Guanlin. Ia berjalan ke dalam rumahnya.

Apa-apaan tadi itu?

***

PubDok | GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang