21

2.7K 479 9
                                    

Sudah terlewat beberapa hari sejak anak-anak OSIS berkunjung ke rumah Renjun.

Dirinya juga sudah melaksanakan ujian mandiri di beberapa Universitas ternama, serta mendaftar di perguruan tinggi swasta incase Renjun tidak diterima di PTN.

Hari ini, Guanlin mengajak Renjun untuk ngedate, sekalian mengajak Renjun refreshing agar pacarnya yang menggemaskan itu tidak overthinking.

"Kita mau kemana sih?" tanya Renjun.

"Ada lahh," kata Guanlin.

"Cemen banget mainnya rahasia-rahasiaan." Renjun lalu meraih tangan Guanlin, membandingkan dengan tangan miliknya. "Tangan lo gede, kaya raksasa."

"Raksasa ganteng."

"Pede gila lo." Renjun mencebik.

"Emang ganteng kan??? Buktinya gue famous."

Renjun berpikir sebentar. "Enggak sih."

"Anjing."

Renjun tertawa keras.

"Lo suka cemburu ga sih gue dideketin cewe," tanya Guanlin. Ia melirik Renjun yang duduk disebelahnya.

Sebenarnya, iya. Renjun tidak bisa menyangkal perasaan irinya saat Guanlin berbicara dengan perempuan—kecuali anggota OSIS, karena mereka sudah seperti keluarga sendiri.

Renjun berdeham. "Gak."

"Bohong. Siapa sih yang tiba-tiba manja kalo gue abis ngomong sama cewe?"

Pipi Renjun memerah. "Emang gue nggak boleh manja!?"

Guanlin terkekeh sambil mengusak rambut Renjun. "Iya, boleh."

"Kamu juga sering pulang bareng cewe nggak bilang-bilang aku."

Guanlin mengangkat alisnya, "pulang bareng cewe? Siapa?"

"Kakak kelas cheerleader... yang cantik itu, kelasnya satu tingkat diatas gue."

"Kak Tzuyu?"

Renjun mengangguk.

"Itu sepupu gue, gemes." Guanlin tertawa sambil mengecup pipi Renjun.

Renjun merasakan pipinya memanas. "Ahh anjing malu." Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, sementara Guanlin mesem-mesem sendiri.

Perjalanan itu lalu kembali diisi dengan tawa ringan milik kedua anak Adam.

***

Hari ini Guanlin ulang tahun.

Renjun tahu itu sejak jauh-jauh hari. Sebelum berangkat untuk jalan-jalan, Renjun sudah reservasi tempat di salah satu restoran favorit Guanlin.

Tapi ada satu masalah.

Kue yang dipesannya belum sampai di restoran. Renjun jadi harus mengulur waktu agar kuenya datang dan mereka bisa merayakan ulang tahun yang lebih muda.

Mbak kue enak banget gaboong tapi suka telat
mas, kuenya sudah sampai di restoran
maaf telat ya mas 🙏🏻

"Mau makan dimana, kak?" tanya Guanlin.

"Pizza hut aja."

Guanlin mengangguk.

***

"Happy birthday Guanlin," kata Renjun saat Guanlin selesai meniup kuenya.

Saat masuk ke restoran, Renjun langsung mengeluarkan kuenya dari balik meja dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

"Nih, hadiahnya." Renjun menyodorkan sebuah kado besar yang sudah ia beli satu minggu yang lalu. "Buka aja."

Seperti yang dikatakan Renjun, Guanlin langsung membuka kadonya. "PS 5?" Ia melihat kearah Play Station itu dengan senyum. "Kamu beli?"

Renjun mengangguk. "Seneng gak?"

"Seneng laaaaah." Guanlin memberikan kecupan-kecupan ringan di dahi, pipi, dan bibir milik yang lebih tua. "Ini beneran? Lo ngasih gue?"

"Beneran," kata Renjun. "Lo baik banget sama gue, Lin. I feel like, sometimes, I don't deserve you. Tapi lo disini, and you treat me like no one can be more loving than you are." Ia memeluk Guanlin, menenggelamkan wajahnya di ceruk yang lebih muda. "I love you."

"I love you too," kata Guanlin, mencium dahi yang lebih tua sekali lagi. "And no. You deserve me. Siapa sih orang yang mau bangunin gue pagi-pagi buat berangkat sekolah? Siapa sih orang yang lebih perhatian dari pada lo? Siapa sih yang rela masak pagi-pagi cuma buat dikasih ke gue? No one. Except you."

Renjun tersenyum.

Hari itu mereka habiskan dengan makan kue dan pizza yang sudah Renjun pesan dengan obrolan-obrolan ringan yang sangat berarti.

***

PubDok | GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang