7

4K 729 64
                                    

Hari-hari berikutnya, Renjun merasa Guanlin menjauh. Saat mereka tidak sedang membicarakan tentang tugas OSIS, Guanlin sibuk dengan ponselnya.

Benar saja. Tidak lama setelah itu, kabar Guanlin berpacaran dengan teman sekelasnya menyebar cepat.

Guanlin, yang notabenenya adalah murid yang sudah terkenal di sekolahnya, menjadi lebih terkenal.

Suatu hari, saat sedang mengedit video bersama Guanlin, pertanyaan tersebut terluncur dari mulut Renjun, "Lin, lu pacaran sama anak 10 Mipa 1, ya?"

Lama tidak ada jawaban. Lalu Renjun mendengar suara tawa Guanlin.

"Apanya yang lucu, brengsek?"

Guanlin menggeleng, "lucu aja."

Renjun mengernyit.

"By the way, enggak, kok, gue nggak pacaran sama siapa-siapa."

"Tapi, kata orang-orang—"

"Tapi, kata orang-orang," Guanlin mengulang perkataan Renjun dengan gaya mencibir. "Lo percaya sama gue apa sama orang-orang, kak?"

Renjun berpikir sebentar. "Orang-orang, sih."

"Yee." Guanlin merebut mouse dari tangan Renjun, lalu mengcrop beberapa bagian dari video dan menambah speednya. "Tapi beneran, gue nggak pacaran."

"Ooh, syukur deh kalo gitu."

"Kenapa emang kalo gue pacaran?" Guanlin menyelami netra Renjun, melihat jika ada sesuatu yang terselip di dalam sana. Tidak ada. Ia terlihat kecewa untuk sepersekian detik, namun pandangannya kembali beralih ke komputer.

"Ya... nggak apa-apa, sih." Renjun berdeham. "Lagian, hak lo juga, kan."

"Lo nggak sedih, gitu?"

"Nggak, sih."

"Ck. Gue pikir gue adik kelas kesayangan lo."

Renjun memukul pundak Guanlin. "Mana ada!" Iya, sih, sebenernya.

Guanlin tertawa lalu menggeleng-geleng. "Udah, sana, fokus lagi ngeditnya. Gue ambil cola dulu."

Renjun mengangguk. "Beliin cilok buat gue."

"Siapp."

Setelah Guanlin meninggalkan ruangan, Renjun melompat-lompat kegirangan.

***

PubDok | GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang