Hari-hari selanjutnya diisi dengan kecanggungan luar biasa.
Guanlin dan Renjun hanya berkomunikasi untuk tugas OSIS. Selebihnya, mereka diam.
Suatu hari, Renjun menunggu sampai Guanlin selesai belajar, lalu langsung menariknya ke ruang komputer.
"Gua mau ngomong." Renjun mendudukkan Guanlin di kursi disebelahnya.
"Ngomong aja." Guanlin mengedikkan bahu.
"Soal malem itu... maaf kalo lo nggak nyaman."
"Gue nyaman kok."
Renjun mengernyit, tapi itu tidak penting. "Oke. Waktu itu gua... lagi ada masalah sama nyokap bokap, jadi agak drama. Maaf juga kalo itu bikin lo nggak nyaman."
"Oke. Gua cuma mau bilang, kak, lo nggak drama. Lo berhak kok ngerasa sedih, kalo hal itu bikin lo sedih." Guanlin tersenyum teduh.
"Oke. Thank you." Renjun mengangguk-angguk.
"Jadi... gua leave dulu, ya?"
"Sebentar, gue belom selesai." Renjun mengangkat wajahnya, menemui netra Guanlin yang selalu memberinya ketenangan. "Gue... gue suka sama lo, Lin."
Guanlin tidak memberi respon untuk beberapa detik, lalu ia terbahak-bahak.
Pipi Renjun terasa memanas.
"Oke," kata Guanlin setelah tawanya mereda.
"Oke apaan, anjing. Yang jelas." Renjun berdecak sambil menutupi wajahnya, malu.
"Ya... oke."
"Gua pukul lo, mau?"
"Mau."
Renjun memukul bahu Guanlin. "Goblok, pake diiyain."
"Pacar sendiri masa digoblokin." Guanlin meringis, mengelus bahunya yang terkena pukulan dari Renjun.
Pacar? Pacar?! Renjun pingsan aja.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PubDok | Guanren
Fanfiction(finished) Tentang Renjun dari divisi publikasi dan Guanlin dari divisi Dokumentasi OSIS. Disclaimer - Fiction - Guanren (Guanlin x Renjun) - Boys Love Trigger warnings // berantem, darah, harsh words, bullying, ancaman, penculikan Contents // kissi...