Guanlin tiba di pekarangan rumah Renjun pada pukul 18:50. Ia merapikan wignya yang sudah ditata sedemikian rupa agar menjadi mirip Cinderella.
Guanlin mengirim WhatsApp ke Renjun yang berisikan kak, gue udah di depan rumah.
Centang satu.
Kemana Renjun? Guanlin bertanya-tanya. Ia bersiap mencabut seatbeltnya lalu turun ke depan rumah Renjun.
tok tok tok.
Tidak ada jawaban.
Guanlin kembali mengetuk, tapi tetap tidak ada jawaban. Ia berusaha menelepon Renjun, tapi ponselnya pun bahkan tidak berdering.
Guanlin berusaha mengitari rumah Renjun, dan berusaha untuk tidak terlihat semencurigakan mungkin.
Ketemu.
Renjun duduk di taman belakang rumahnya. Ia memakai baju peterpan, tepat seperti yang ia bicarakan di WhatsApp
"Kak?" Guanlin mendekat ke arah Renjun.
Renjun menoleh. "Guanlin?" Ia beranjak dari kursi. "Sorry, gue pikir lu belum dateng." Renjun berusaha tertawa. Tawa itu terdengar mencekik, dibuat-buat.
Guanlin yakin ada yang tidak beres. "Are you okay?" Ia menyadari ada bekas air mata yang belum mengering di pipi Renjun.
Suara tangis Renjun pun pecah.
***
"Tarik napas, buang. Tarik napas, buang."
Guanlin dan Renjun duduk di bangku taman. Yang lebih tua sudah menangis sejak 30 menit yang lalu, sesekali di selingi dengan ocehan-ocehan tidak jelas yang keluar dari mulutnya.
Guanlin membawa Renjun ke pelukannya.
"Guanlin, seharusnya gue nggak pernah lahir." Renjun kembali menangis. "Seharusnya gue nggak pernah ada."
"Kalo lu nggak pernah lahir, siapa dong yang nanti mukulin gue?" Guanlin menjawab asal-asalan.
"Banyak, lah. Kan lo pukul-able." Renjun tertawa karena kalimatnya sandiri.
Guanlin mengelus-elus punggung Renjun, tersenyum mendengar tawa yang sudah ia nantikan sejak tadi.
Tapi Renjun kembali menangis. "Gue se-nggak berharga itu ya Lin? Lo benci kan Lin sama gue? Nggak usah bohong, Guanlin!" Ia memukul dada Guanlin.
"Lo tuh sebenernya baik tau, kak. Percaya sama gue. Elo, kan, yang pertama kali ngajarin gue soal edit-edit video gitu. Gue kan dari dulu cuma ngedit foto doang," jawab Guanlin.
"Itu mah basic banget, Lin. Semua orang juga bisa." Renjun melepaskan pelukan Guanlin, lalu mengelap hidungnya menggunakan tisu. Ia kembali memeluk yang lebih muda.
"Kalo basic, kenapa gue nggak bisa?"
Renjun memikirkan jawaban yang pas. Karena tidak ada, ia hanya tertawa.
"Oh iya, kak, gue udah nepatin janji." Guanlin tiba-tiba berdiri lalu menunjukkan bajunya. "Cinderella Guanlin."
Renjun melongo. Bisa-bisanya ia tidak sadar? Ia terbahak-bahak.
Tapi kemudian, ia kembali diam. "Maaf, ya, Lin. Gara-gara gue lu nggak jadi ke sekolah."
"Nggak penting tau, kak." Guanlin tersenyum. "Kita bisa nari di sini. Mau, nggak?"
Renjun mengangguk.
Guanlin menanggalkan baju cinderellanya yang sudah terasa panas, meninggalkan kaos putih dan celana jeans robek. Ia memasang lagu dari spotify lalu mengulurkan tangannya kearah Renjun.
Renjun tertawa kecil, lalu menerima uluran tangan Guanlin.
Heart beat fasts
Colors and promises
How to be brave?
How can I love when I'm afraid to fall?
But watching you stand alone
All my doubt suddenly go away somehow
One step closer
Renjun menyamai langkahnya dengan langkah Guanlin. Tangannya diletakkan di bahu yang lebih muda, dan tangan Guanlin diletakkan di pinggangnya.
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more
And all along I believed i would found you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more
***
Malam itu diakhiri dengan Guanlin yang memeluk Renjun lama. Yang lebih muda melepaskan pelukannya, mengusak rambut Renjun, lalu memeluknya lagi.
"Please, gue udah nggak bisa napas." Renjun mendengus.
Guanlin tertawa. "Gue pulang dulu."
Sesaat sebelum Guanlin memasuki mobilnya, Renjun menarik yang lebih muda mendekat lalu menciumnya.
"Thank you for tonight." Renjun tersenyum kecil lalu berlari memasuki rumahnya.
Guanlin tidak bisa berkata-kata.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PubDok | Guanren
Fanfiction(finished) Tentang Renjun dari divisi publikasi dan Guanlin dari divisi Dokumentasi OSIS. Disclaimer - Fiction - Guanren (Guanlin x Renjun) - Boys Love Trigger warnings // berantem, darah, harsh words, bullying, ancaman, penculikan Contents // kissi...