Sepuluh

6.5K 711 7
                                    

"Kau yakin jika menara sihir tidak sedang diambil alih?" Tanya Ariene sambil mengetuk kaca jendela dengan jari telunjuknya

"Apa maksudmu?" Tanya Nine tidak mengerti

"Thomas, apa kau membawa pasukanmu kesini?" Tanya Ariene

"Tidak Master, saya tidak mungkin membawa pasukan suci ke menara sihir itu hanya akan membuat keributan" Ucap Thomas

Mereka berempat memandang Ariene dengan ekspresi bingung, apa maksud Ariene mengatakan hal itu?

"Berarti pasukan yang ada di bawah sana datang untuk mengambil alih menara sihir ini kan?" Ucap Ariene sambil menoleh kepada Nine dan yang lainnya, jari telunjuknya masih mengetuk-ngetuk kaca jendela

"Pasukan?" Ucap Nine terkejut, dia melangkah mendekati Ariene dan ikut memandang ke arah bawah

Thomas, Izana dan Zean juga ikut melihat kebawah melalui jendela

"Pasukan darimana itu?" Tanya Izana tapi tidak ada yang membalas ucapannya

"Ada Penyihir Agung juga, sepertinya benar jika menara sihir sedang diambil alih" Ucap Thomas

Nine hanya diam memandang ke bawah, ekspresi wajahnya tampak seperti tengah memikirkan sesuatu dan Zean memicingkan matanya yang tajam bak elang, berusaha melihat lebih jelas seragam yang dikenakan pasukan dibawah sana

Tidak lama kemudian, pasukan itu masuk kedalam menara sihir bersama dengan Jurane Robia, Penyihir Agung yang merupakan ayah dari Nine

"Sepertinya aku mengenal seragam yang mereka kenakan" Ucap Ariene yang membuat keempat pria yang berada disamping kanan dan kirinya menoleh secara serempak kepadanya

"Kau mengenalnya? Kau tau darimana datangnya mereka?" Tanya Izana

"Seragam berwarna krisan putih yang keperakan-perakan itu kan warna yang khas sekali, setelah aku pikirkan lagi mereka tidak mungkin mengambil alih menara sihir, untuk apa mereka melakukan itu? Mereka pasti datang ke sini untuk menjemputku kan?" Ucap Ariene

"Maksudmu, mereka pasukan keluarga Amalthea?" Tanya Izana memastikan

Ariene menatap Izana yang juga tengah menatapnya

"Krisan putih dan perak adalah simbol dan ciri khas keluarga Amalthea, darimana lagi selain dari keluarga Amalthea?" Ucap Ariene

Baru sekitar dua detik Ariene selesai mengatakan hal itu, terdengar suara langkah kaki yang mungkin lebih dari sepuluh orang mendekat ke ruangan tempat dimana mereka berada sekarang

Ariene berjalan menjauhi jendela setelah dia mendengar suara langkah kaki itu

Dia kemudian berseru saat melihat orang pertama yang masuk kedalam ruangannya

"Kak Jay!" Seru Ariene, dia berlari kecil ke arah seseorang yang sangat tampan dengan rambut berwarna perak

Jay merentangkan tangannya, bersiap memeluk Ariene dan Ariene pun langsung masuk kedalam pelukan kakak keduanya itu

"Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Jay tanpa melepaskan pelukannya

"Iya kak, aku baik-baik saja" Ucap Ariene

"Dasar anak nakal, apa kamu tahu betapa khawatirnya kakak-kakakmu ini" Ucap Kenneth sambil mengacak rambut Ariene

Ariene melepaskan pelukan Jay saat dia mendengar ucapan dari Kenneth

"Yaampun sampai kakak pertama juga ikut datang kesini" Ucap Ariene dengan senyuman lebarnya bahkan dia juga menunjukkan giginya yang putih dan rapi

Menjadi Tokoh AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang