Dua Puluh Satu

2.5K 288 10
                                    

Pemandangan kembali berganti saat Marianne masih memikirkan Ariene, dia sedikit khawatir saat melihat wajah Ariene yang berubah pucat

Tapi sesaat kemudian, dia berusaha memfokuskan pikirannya dan baru menyadari jika saat ini dia berdiri di tengah-tengah sebuah pesta

"Sepertinya yang ingin diceritakan oleh Ariene adalah awal mula hubungannya dengan para tokoh utama laki-laki dan pesta merupakan tempat dimana Ariene mendapatkan kesialan terbesar karena menarik perhatian Pangeran kedua yang sedang merasa bosan, aku ingin tahu apa yang dilakukan Ariene hingga menarik perhatian Pangeran kedua" Ucap Marianne

Kemudian Marianne mengedarkan pandangannya, dia mencari keberadaan Ariene maupun Zean

Dan beberapa saat kemudian, dia melihat sosok Zean yang sedang berjalan menuju balkon, Marianne pun bergegas untuk mengikutinya

"Benar-benar membosankan, kenapa para bangsawan suka sekali dengan hal memuakkan seperti pesta yang tidak ada menarik-menariknya sama sekali seperti ini sih?" Ucap Zean menggerutu, dia berjalan memasuki balkon

"Eh? Disini juga ada orang" Gumam Zean yang masih bisa didengar oleh Marianne

Marianne pun melihat punggung seorang perempuan dengan rambut berwarna perak sedang memegang pagar pembatas balkon

"Jadi ini adalah pesta yang diselenggarakan malam hari ya" Ucap Marianne sambil memandang sekeliling yang minim cahaya

"Tapi kenapa, Pangeran kedua hanya diam saja?" Tanya Marianne sambil menatap Zean

Beberapa saat kemudian, sepertinya Ariene menyadari kehadiran Zean dan dia pun membalikkan tubuhnya

"Ah salam kepada Yang Mulia Pangeran kedua Zean Rowland Kenziora, semoga kesejahteraan selalu menyertai Anda" Ucap Ariene sambil mengangkat kedua sisi gaunnya

Marianne terdiam setelah melihat wajah Ariene, dia terpesona pada kecantikan Ariene, selain itu, seakan Ariene diberkati oleh dewi bulan, sinar bulan membuat Ariene terlihat semakin cantik

Kemudian Marianne sadar, jika dirinya bukan satu-satunya orang yang terpesona pada Ariene karena Marianne melihat Zean yang hanya diam saja, tatapannya seakan terpaku pada Ariene

Beberapa saat kemudian, Zean mengalihkan pandangannya kearah yang lain dan meskipun samar-samar, Marianne bisa melihat wajah Zean yang memerah

"Cukup" Ucap Zean yang membuat Ariene menegakkan kembali tubuhnya

"Sepertinya anda datang kesini untuk beristirahat, jadi saya permisi Yang Mulia" Ucap Ariene dan tanpa menunggu jawaban dari Zean, dia sudah berjalan untuk masuk kembali ke ruangan pesta

"Tunggu" Ucap Zean sambil menggenggam tangan Ariene, membuat Ariene menghentikan langkahnya dan dia pun menatap Zean bingung

"Ada apa, Yang Mulia? Apa ada sesuatu yang ingin anda bicarakan dengan saya?" Tanya Ariene

Zean menatap Ariene dengan intens, dia berjalan mendekati Ariene membuat jarak diantara mereka hanya tersisa beberapa langkah saja

"Jadilah kekasihku" Ucap Zean

"Apa?" Tanya Ariene terkejut, dia refleks melepas tangan Zean yang masih menggenggam tangannya

"Jadilah kekasihku" Ulang Zean masih dengan tatapan yang sama

"Tapi saya sudah memiliki tunangan, Yang Mulia" Ucap Ariene

"Aku tahu, karena itu aku memintamu untuk menjadi kekasihku bukan menjadi tunanganku" Ucap Zean

Ariene masih menatap Zean dengan tatapan bingung

"Tapi, Yang Mulia..."

"Kau tahukan jika aku paling tidak suka menerima penolakan? Dan aku juga tahu jika Lucas dari keluarga Artur itu adalah kekasihmu, bukankah tidak masalah jika kau menambah satu kekasih lagi?" Ucap Zean

Menjadi Tokoh AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang