Tiga Belas

4.1K 545 6
                                    

"Ya ampun Ariene! Aku masih tidak menyangka kau datang!" Ucap Crisanta

Ariene terdiam, tubuhnya seakan membeku saat orang dengan rambut berwarna emas itu memeluknya dengan erat, dia tidak menyangka akan mendapatkan sambutan seperti ini

Beberapa saat kemudian, Crisanta melepaskan pelukannya, dia menggenggam kedua tangan Ariene sambil memamerkan senyum lebarnya

"Saat mendapatkan surat balasan jika kau akan datang, aku masih tidak percaya karena selama ini kau selalu menolak surat undangan pesta teh dariku dan sekarang aku benar-benar terkejut karena kau benar-benar datang" Ucap Crisanta

'Apa karena itu, Ariene tidak pernah menerima undangan pesta teh dari Putri karena selama ini, dia selalu menolaknya?' ucap Ariene dalam benaknya

"Maaf atas sikap saya selama ini, Tuan Putri" Ucap Ariene

"Tidak apa-apa, yang penting sekarang kau sudah datang" Ucap Crisanta, senyum lebarnya tidak luntur dari wajah cantiknya sejak awal hingga sekarang

"Sayang sekali Putra Mahkota sedang berpatroli sekarang" Gumam Crisanta yang masih bisa didengar oleh Ariene, senyum lebarnya berganti dengan senyum simpul

'Putra Mahkota? Kenapa tiba-tiba Putra Mahkota?' tanya Ariene dalam benaknya, dia merasa bingung dengan hal yang digumamkan oleh Crisanta

"Oh iya aku sampai lupa, ayo duduk Ariene" Ucap Crisanta, senyum simpulnya kembali berganti dengan senyum lebarnya

Dia menarik tangan Ariene dengan lembut menuju meja panjang

Crisanta kembali duduk diujung meja dan Ariene duduk disisi meja kiri, berdekatan dengan Crisanta, seorang dayang dengan sigap langsung menuangkan teh untuk Ariene

Karena terkejut dengan sikap Crisanta, Ariene baru menyadari jika para Nona bangsawan yang saat ini duduk satu meja dengannya, tengah menatapnya dengan tatapan tidak suka tapi Ariene tidak mempedulikannya, toh memang wajar jika orang-orang tidak menyukai tokoh antagonis sepertinya

"Selamat datang, Nona Amalthea" Ucap seorang gadis dengan rambut berwarna coklat gelap yang duduk bersebrangan dengannya, dia tersenyum dengan canggung pada Ariene

"Ah iya" Ucap Ariene singkat

"Nah, karena semuanya sudah datang, aku ingin mengucapkan terima kasih karena kalian mau meluangkan waktu kalian untuk hadir di pesta teh ini" Ucap Crisanta

"Tidak Tuan Putri, justru kami yang merasa terhormat karena Tuan Putri mau mengundang kami ke pesta teh ini" Ucap seseorang berambut ikal dengan warna merah muda

"Benar, Tuan Putri" Sahut beberapa Nona bangsawan yang lainnya

"Kalau begitu mari kita mulai pesta tehnya, disini kita hanya perlu mengobrol santai sambil menikmati teh serta camilannya" Ucap Crisanta

Dan setelah itu, para Nona bangsawan mulai menikmati secangkir teh yang ada di hadapan mereka sambil mengobrol dengan santai satu sama lain

Ariene hanya menikmati tehnya dalam diam, bukan karena tidak ingin bergabung dalam obrolan mereka tapi dia tengah berhati-hati supaya tidak salah dalam menyebutkan nama dan marga mereka, dia jelas tidak mengenal siapapun kecuali Crisanta karena dalam novel mereka semua hanyalah tokoh figuran yang bahkan mungkin namanya saja tidak pernah disebutkan oleh sang penulis novel

"Oh iya Nona Amalthea, mengenai rencana pernikahan anda dengan Tuan Muda Verigga, bagaimana perkembangannya?" Tanya seseorang dengan rambut berwarna hitam panjang

Mendengar pertanyaan itu, semua orang yang berada di meja langsung menatap Ariene dengan tatapan penasaran kecuali Crisanta yang menatapnya dengan tatapan tidak terbaca

Menjadi Tokoh AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang