Enam Belas

3.9K 486 15
                                    

"Berhenti menekan kakakmu seperti itu, Ariene" Ucap seseorang tiba-tiba

Hal itu membuat Ariene membatalkan niatnya untuk mengatakan sesuatu lagi

"Ayah" Ucap Ariene saat melihat William berjalan mendekati mereka berdua

"Ariene, kau tahu kan jika berbeda dengan Pangeran kedua, Putra Mahkota memiliki keharusan untuk mengundang seseorang secara pribadi ke pesta yang diselenggarakannya dan karena dia belum memiliki tunangan, sudah sewajarnya jika dia mengundangmu yang merupakan sahabat dekat Putri Crisanta selain itu, kau juga dekat dengan Putra Mahkota" Ucap William

'Ariene dekat dengan Putra Mahkota? Itu alasannya mengundang Ariene secara pribadi ke pesta ulang tahunnya?' tanya Ariene dalam benaknya, dia mengernyitkan keningnya karena masih merasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan William, tapi dia tidak mungkin bertanya tentang hal ini lebih jauh lagi jadi, mau tidak mau dia harus merasa puas dengan penjelasan William

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang ini, Ariene? Setiap tahun kau selalu mendapatkan undangannya tapi kau tidak pernah bertanya sekalipun sebelumnya" Ucap William

"Itu karena tiba-tiba hal itu terpikirkan olehku ayah, selama ini aku berfikir jika semua bangsawan mendapatkan undangan itu juga tapi setelah aku pikirkan, tidak mungkin pihak Istana menulis undangan sebanyak itu" Ucap Ariene

"Ternyata begitu, rupanya dalam kepala kecilmu ini, kau memikirkan banyak hal, apa penjelasan dari ayah sudah cukup untukmu?" Ucap William

"Sudah ayah, terima kasih atas penjelasannya dan maaf karena sudah mengganggu latihan, kakak" Ucap Ariene

Jay tersenyum tipis sambil mengelus lembut rambut panjang Ariene

"Jangan terlalu memikirkan banyak hal Ariene, kamu bisa sakit nanti" Ucap Jay

"Baik, Kak" Ucap Ariene

"Kembalilah ke kamarmu Ariene, ada beberapa hal yang harus ayah bicarakan dengan Kakak keduamu ini" Ucap William

"Baik ayah, aku permisi dulu" Ucap Ariene yang kemudian berbalik badan dan pergi meninggalkan tempat latihan para Ksatria itu

Dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya

Untuk saat ini, dia harus berhenti memikirkan tentang undangan pribadi Putra Mahkota karena ada beberapa hal yang harus dia pikirkan

Hadiah untuk Putra Mahkota, kemunculan pertama tokoh utama wanita dan nasibnya untuk kedepannya

Rencananya untuk berpisah dengan kelima tokoh utama pria telah gagal, bahkan dia mengetahui sebuah fakta jika mereka mencintainya dan alur novel yang telah dia hancurkan

Dengan begini, dia tidak bisa bergantung pada cerita yang ada di novel, rasanya sia-sia saja dia hafal seluruh cerita yang ada di novel karena pada akhirnya, dia seperti menjalani kehidupan baru yang tidak bisa dia tebak akan seperti apa akhirnya

"Apa aku akan mati atau justru hidup bahagia disini? Aku tidak tahu, novel itu sudah tidak bisa dijadikan patokan untuk hidupku lagi" Gumam Ariene

"Tapi aku tidak ingin mati lagi, aku harus menemukan cara lain untuk bebas dari kelima tokoh utama laki-laki karena dengan tidak berhubungan dengan mereka, aku akan terhindar dari konflik" Lanjutnya setelah terdiam beberapa saat

Dia harus menemukan cara lain supaya bisa bebas dari kematian, dan Ariene yakin dia pasti akan segera mendapatkan cara lain itu

*****

Tidak melakukan apapun, itu adalah hal yang dipilih Ariene sebagai 'cara lain' terbebas dari kelima tokoh utama pria

Dia sadar, jika Ariene asli terlalu bersikap pasif pada kelima tokoh utama pria dan itu menyebabkan mereka kehilangan rasa obsesi untuk mendapatkannya dan akhirnya mereka berpaling kepada tokoh utama wanita yang memiliki sifat berbeda dengan Ariene

Dan harusnya Ariene tidak melakukan apapun sejak awal karena pada akhirnya, mereka akan tertarik pada tokoh utama wanita dan meninggalkannya

"Aku tidak yakin cara ini akan berhasil karena jelas aku sudah meningkatkan rasa tertarik mereka padaku dengan meminta berpisah dari mereka tapi aku masih berharap jika alur novel tidak sehancur itu dan saat mereka tertarik pada tokoh utama wanita, mereka pasti dengan sendirinya akan meminta perpisahan dariku, lalu aku akan menerimanya dengan senang hati" Ucap Ariene, dia terdiam beberapa saat sambil memandang hamparan bunga krisan putih di taman kediaman Amalthea dari balkon kamarnya

Meskipun Ariene bisa menguasai kelima tokoh utama laki-laki sekaligus karena mereka mencintainya tapi dia memilih untuk tidak berhubungan dengan mereka

"Berhubungan dengan para tokoh utama hanya akan membuatku mendapatkan masalah karena itu adalah takdir dari tokoh utama, mereka selalu mendapatkan masalah yang berat dan mereka dapat bertahan karena mereka adalah tokoh utama sementara aku adalah tokoh antagonis yang tidak memiliki 'kekuatan spesial' seperti mereka dan karena itu, aku bertekad untuk hidup damai sambil menikmati kekayaan keluarga Amalthea dan jauh-jauh dari para tokoh utama" Ucap Ariene

"Meskipun aku tidak yakin cara ini akan berhasil, setidaknya aku harus melihat reaksi mereka berlima setelah bertemu dengan tokoh utama wanita terlebih dahulu dan menentukan rencana selanjutnya setelah itu" Ucap Ariene, dia kembali terdiam setelah mengatakan itu

Terlihat ada beberapa Ksatria dan pelayan keluarga Amalthea yang berlalu lalang di bawah sana

Setelah berdiam diri cukup lama, akhirnya Ariene memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya

"Nona, saya sudah menyiapkan camilan dan teh untuk anda" Ucap Ayla saat Ariene baru saja masuk kedalam kamarnya

"Terima kasih, Ayla" Ucap Ariene, dia kemudian duduk disebuah kursi dengan sebuah meja kecil dan sepiring cookies serta macaroon dan peralatan minum teh diatasnya

Ayla langsung menuangkan teh ke cangkir yang ada di hadapan Ariene setelah Ariene duduk

Ariene mengambil sebuah cookies dan memasukannya kedalam mulutnya, rasa manis dari coklat langsung menyebar di mulutnya

"Apa anda sudah tahu akan memberikan hadiah apa untuk Yang Mulia Putra Mahkota, Nona?" Tanya Ayla

"Aku masih tidak tahu, Ayla" Ucap Ariene

"Berarti kita harus pergi keluar untuk mencarinya, Nona" Ucap Ayla

"Benar, oh iya Ayla, tolong hubungi Nona Sharena jika kita akan pergi ke butiknya besok" Ucap Ariene

"Baik Nona, kalau begitu saya permisi dulu" Ucap Ayla dan Ariene hanya menganggukkan kepalanya saja untuk merespon ucapan Ayla

Setelah Ayla keluar dari kamarnya, Ariene meneguk tehnya, dia berusaha untuk mengalihkan pikirannya dari alur novel yang sudah dia buat semakin rumit karena semakin dia memikirkannya, rasanya pikirannya semakin kacau

"Huft.. Ariene, apa yang harus aku lakukan sekarang? Hidup seperti apa yang kau inginkan?" Ucap Ariene seakan dirinya sedang bertanya langsung dengan Ariene asli

Sekarang dia memikirkan wajah cantik dan tenang Ariene saat mereka pertama kali bertemu, jika dia melihat dirinya sedang kacau seperti ini, mungkin dia akan menertawakannya

"Dia memerintahkanku untuk hidup dengan bebas kan? Tapi bagaimana caranya aku bisa hidup dengan bebas jika aku masih berhubungan dengan para tokoh utama?" Ucap Ariene

Setelah itu, dia terdiam, pikirannya benar-benar sedang kacau saat ini

*****

Menjadi Tokoh AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang