Lima Belas

4.2K 569 21
                                    

Ariene terbangun dari tidurnya tepat setelah kisah setelah novel yang dia lihat melalui mimpinya selesai

Keadaan masih gelap diluar, dia terbangun pagi-pagi buta

Tapi, dibandingkan memilih untuk tidur kembali, dia justru lebih memilih untuk duduk diatas ranjangnya sambil memeluk kedua lututnya

Pikirannya masih terpusat tentang kisah setelah novel itu, ada satu hal yang benar-benar mengganggu pikirannya

"Ternyata mereka mencintai Ariene, pantas saja mereka menolak untuk berpisah" Ucap Ariene sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya

"Dikehidupan lamaku teman-temanku selalu menyebutku orang yang tidak peka tapi aku tidak menyangka jika aku setidak peka itu" Ucap Ariene sambil menghembuskan nafasnya panjang

Ariene terdiam setelah itu, pikirannya kacau hanya karena mengetahui fakta bahwa mereka mencintainya

"Sekarang menjadi lebih rumit lagi" Ucap Ariene sambil mengacak rambutnya

*****

"Ariene, kenapa kau diam saja?" Tanya William saat melihat Ariene yang hanya diam saja tanpa menyentuh makanan yang berada di hadapannya

Ariene tersadar dari lamunannya setelah itu, dia memandang ayah serta kedua kakaknya yang tengah memandangnya dengan tatapan khawatir

"Ah maaf ayah, aku sedang tidak fokus, tadi ayah mengatakan apa?" Ucap Ariene, dia tersenyum tipis untuk menunjukkan bahwa dia baik-baik saja

"Istana mengirimkan undangan pesta ulang tahun Putra Mahkota untuk kita, dan ini milikmu" Ucap William sambil mendorong sebuah amplop berwarna emas kehadapan Ariene

Ariene langsung mengambil amplop itu, terdapat tulisan 'untuk: Ariene Luna Amalthea' di bagian belakang amplop

'Cepat sekali waktu berjalan, sebentar lagi pesta ulang tahun Putra Mahkota yang merupakan tempat munculnya tokoh utama wanita dan itu artinya situasi akan semakin rumit untukku' ucap Ariene dalam hatinya

"Sekarang kamu diam lagi, apa yang mengganggu pikiranmu sebenarnya?" Tanya Kenneth

"Ehm.. Tidak ada sesuatu yang mengganggu pikiranku kakak pertama, aku hanya sedang memikirkan hadiah apa yang bagus untuk Putra Mahkota" Ucap Ariene berusaha mengelak

"Kenapa kamu berpikir keras untuk itu? Padahal apapun yang akan kamu berikan pasti Putra Mahkota akan menyukainya" Ucap Jay

"Apa maksud kakak?" Tanya Ariene, dia menatap Jay dengan tatapan bingung

Sementara itu, William dan Kenneth juga ikut menatap Jay dengan tatapan tajam

Jay berdehem beberapa kali setelah sadar dengan tatapan tajam yang diberikan oleh William dan Kenneth

"Maksudku, Putra Mahkota kan sudah memiliki segalanya, apapun yang akan kamu berikan pasti dia akan menerimanya" Ucap Jay

"Bukankah aku justru harus berpikir keras untuk memberikan hadiah karena Putra Mahkota sudah memiliki segalanya?" Tanya Ariene

"Kamu benar Ariene, tapi kakak yakin jika kamu pasti bisa memberikan hadiah terbaik untuk Putra Mahkota" Ucap Kenneth sambil tersenyum lembut pada Ariene

Ariene mau tidak mau menghentikan topik tentang hal itu setelah Kenneth berbicara seperti itu, dia membalas senyum Kenneth dengan senyuman tipis meskipun ucapan dari Jay masih mengganggu pikirannya saat ini

"Sudah kita lanjutkan saja makan siang kita, Ariene, kau bisa memikirkan pelan-pelan tentang hadiah apa yang akan kau berikan pada Putra Mahkota nanti" Ucap William

Menjadi Tokoh AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang