Ariene terbangun dari tidurnya tepat setelah kisah setelah novel yang dia lihat melalui mimpinya selesai
Keadaan masih gelap diluar, dia terbangun pagi-pagi buta
Tapi, dibandingkan memilih untuk tidur kembali, dia justru lebih memilih untuk duduk diatas ranjangnya sambil memeluk kedua lututnya
Pikirannya masih terpusat tentang kisah setelah novel itu, ada satu hal yang benar-benar mengganggu pikirannya
"Ternyata mereka mencintai Ariene, pantas saja mereka menolak untuk berpisah" Ucap Ariene sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya
"Dikehidupan lamaku teman-temanku selalu menyebutku orang yang tidak peka tapi aku tidak menyangka jika aku setidak peka itu" Ucap Ariene sambil menghembuskan nafasnya panjang
Ariene terdiam setelah itu, pikirannya kacau hanya karena mengetahui fakta bahwa mereka mencintainya
"Sekarang menjadi lebih rumit lagi" Ucap Ariene sambil mengacak rambutnya
*****
"Ariene, kenapa kau diam saja?" Tanya William saat melihat Ariene yang hanya diam saja tanpa menyentuh makanan yang berada di hadapannya
Ariene tersadar dari lamunannya setelah itu, dia memandang ayah serta kedua kakaknya yang tengah memandangnya dengan tatapan khawatir
"Ah maaf ayah, aku sedang tidak fokus, tadi ayah mengatakan apa?" Ucap Ariene, dia tersenyum tipis untuk menunjukkan bahwa dia baik-baik saja
"Istana mengirimkan undangan pesta ulang tahun Putra Mahkota untuk kita, dan ini milikmu" Ucap William sambil mendorong sebuah amplop berwarna emas kehadapan Ariene
Ariene langsung mengambil amplop itu, terdapat tulisan 'untuk: Ariene Luna Amalthea' di bagian belakang amplop
'Cepat sekali waktu berjalan, sebentar lagi pesta ulang tahun Putra Mahkota yang merupakan tempat munculnya tokoh utama wanita dan itu artinya situasi akan semakin rumit untukku' ucap Ariene dalam hatinya
"Sekarang kamu diam lagi, apa yang mengganggu pikiranmu sebenarnya?" Tanya Kenneth
"Ehm.. Tidak ada sesuatu yang mengganggu pikiranku kakak pertama, aku hanya sedang memikirkan hadiah apa yang bagus untuk Putra Mahkota" Ucap Ariene berusaha mengelak
"Kenapa kamu berpikir keras untuk itu? Padahal apapun yang akan kamu berikan pasti Putra Mahkota akan menyukainya" Ucap Jay
"Apa maksud kakak?" Tanya Ariene, dia menatap Jay dengan tatapan bingung
Sementara itu, William dan Kenneth juga ikut menatap Jay dengan tatapan tajam
Jay berdehem beberapa kali setelah sadar dengan tatapan tajam yang diberikan oleh William dan Kenneth
"Maksudku, Putra Mahkota kan sudah memiliki segalanya, apapun yang akan kamu berikan pasti dia akan menerimanya" Ucap Jay
"Bukankah aku justru harus berpikir keras untuk memberikan hadiah karena Putra Mahkota sudah memiliki segalanya?" Tanya Ariene
"Kamu benar Ariene, tapi kakak yakin jika kamu pasti bisa memberikan hadiah terbaik untuk Putra Mahkota" Ucap Kenneth sambil tersenyum lembut pada Ariene
Ariene mau tidak mau menghentikan topik tentang hal itu setelah Kenneth berbicara seperti itu, dia membalas senyum Kenneth dengan senyuman tipis meskipun ucapan dari Jay masih mengganggu pikirannya saat ini
"Sudah kita lanjutkan saja makan siang kita, Ariene, kau bisa memikirkan pelan-pelan tentang hadiah apa yang akan kau berikan pada Putra Mahkota nanti" Ucap William
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Tokoh Antagonis
Fantasiahidup seorang gadis biasa bernama Marianne berubah seratus delapan puluh derajat setelah kematian menghampirinya. saat terbangun setelah mengalami kecelakaan maut, dia menjadi tokoh antagonis dari salah satu novel yang dia baca, Ariene Luna Amalthe...