Sembilan

6.5K 804 29
                                    

"Bukan tentang hal itu, tapi aku berubah pikiran untuk mengantarkanmu kembali ke kediaman Amalthea" Ucap Nine

"Apa maksudmu?" Tanya Ariene yang tidak mengerti

"Maksudku, aku akan melindungimu di menara sihir" Ucap Nine

"Hah? Jadi kau ingin mengurungku juga?" Tanya Ariene tidak percaya

"Benar, jika aku mengantarkanmu kembali ke kediaman Amalthea, bisa saja Tuan muda Artur, Pangeran kedua atau tunanganmu itu akan mengurungmu, jadi aku ingin melindungimu" Ucap Nine

"Kau tidak perlu repot-repot melindungiku, kakak-kakakku pasti akan melindungiku" Ucap Ariene, dia tidak mau dikurung lagi

"Kakak-kakakmu memang bisa mengatasi Tunanganmu dan Tuan muda Artur tapi mereka tidak bisa menyentuh Pangeran kedua, dan aku jamin jika Pangeran kedua tidak akan bisa menerobos masuk ke menara sihir jadi tempat paling aman untukmu hanya di menara sihir" Ucap Nine

"Tapi entah aku dikurung olehmu, Izana, Lucas atau Pangeran kedua, bukankah tidak ada bedanya? Apapun alasannya, sama saja kalian mengurungku, aku mohon Nine, antarkan aku ke kediaman Amalthea saja" Ucap Ariene

"Maafkan aku Nona bangsawan, tapi aku tidak bisa mengabulkan permohonanmu" Ucap Nine

"Ayolah Nine, jika kau khawatir tentang Pangeran kedua yang tidak mungkin bisa diatasi oleh kakakku, aku bisa meminta tolong pada Thomas, dia pasti dengan senang hati akan menjagaku di kediaman Amalthea" Ucap Ariene

"Mendengar kau menyebutkan nama rivalku, aku jadi semakin ingin mengurungmu" Ucap Nine dengan nada dingin

Ariene merutuki kebodohannya menyebut nama Thomas dihadapan Nine, pada dasarnya menara sihir dan kuil suci saling bermusuhan dan Nine menganggap Thomas yang merupakan pemilik pedang suci sebagai rivalnya

"Nah pegangan yang erat Ariene, aku tidak ingin kau terjatuh karena aku akan menambah kecepatan" Ucap Nine

Belum sempat Ariene membalas ucapan Nine, elang sihir itu, mulai terbang dengan kecepatan tinggi

Hingga beberapa saat kemudian, puncak menara sihir terlihat dan mereka pun langsung mendekat ke gedung tinggi yang disebut dengan menara sihir itu

Dari atas, Ariene dapat melihat kegiatan-kegiatan yang tengah dilakukan oleh para penyihir

Dan beberapa saat kemudian, pemandangan berganti, Ariene dan Nine sudah tidak lagi menaiki elang sihir dan mereka sudah berada di sebuah ruangan luas yang ternyata adalah kamar, Nine menggunakan sihirnya

"Ruangan ini disegel menggunakan sihir jadi Pangeran kedua tidak akan bisa masuk ke sini kecuali jika dia mendapatkan bantuan dari komandan pasukan ksatria suci sialan itu" Ucap Nine

"Tinggal disini dengan tenang ya, kekasihku tersayang" Ucap Nine sambil mengusap rambut Ariene

Entah mengapa Ariene tidak bisa memprotes apa yang dilakukan Nine hingga saat Nine menghilang dari pandangan Ariene secara tiba-tiba, Ariene seakan baru tersadar dengan apa yang terjadi padanya

"Nine!! Keluarkan aku dari sini!!" Ucap Ariene, dia berteriak dengan kencang tapi terlambat, Nine entah berada dimana saat ini

Ariene berjalan mendekat ke jendela sambil menahan perasaan kesalnya, dalam dua hari dia sudah mengalami kejadian tidak terduga seperti ini

Saat melihat keluar jendela, Ariene tahu jika sekarang posisinya di ruangan yang berada di paling atas dari bangunan menara sihir itu, Ariene merasa dia menjadi seperti tokoh kartun yang dikurung di menara hanya saja, dia tidak memiliki rambut yang sangat panjang seperti tokoh kartun itu

Menjadi Tokoh AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang