Empat Belas

4.2K 580 11
                                    

Sudah beberapa hari setelah pesta teh Tuan Putri, Ariene masih tidak menyangka jika Crisanta bersikap hangat padanya

Saat ini, Ariene tengah berbaring diatas ranjangnya, malam masih belum terlalu larut tapi entah mengapa dia sudah merasa mengantuk sekali

Hingga beberapa saat kemudian, dia telah pergi ke alam mimpi

Tidak lama setelah itu, Ariene kembali membuka matanya

Dia mengernyitkan dahinya saat melihat keadaannya, dia masih mengenakan gaun tidur berwarna putih tapi bukannya berada diatas ranjangnya, saat ini dia tengah berdiri didepan sebuah ruangan dengan pintu besar berukiran

Saat Ariene tengah memikirkan ruangan apa itu, tiba-tiba ada Kenneth yang berjalan menembus tubuhnya seakan tubuhnya hanya berupa bayangan saja dan kemudian Kenneth masuk kedalam ruangan itu

"Kakak pertama? Kenapa dia bisa menembus tubuhku? Sepertinya ini mimpi" Gumam Ariene

Akhirnya karena penasaran Ariene pun mengikuti Kenneth masuk kedalam ruangan itu

Terlihat William yang duduk dibalik meja yang cukup besar dan Jay serta Kenneth yang berdiri di depan William

"Ini ruang kerja ayah? Tapi kenapa ekspresi mereka terlihat seperti mereka tengah murka?" Tanya Ariene

Ariene tersentak kaget saat Jay tiba-tiba mengebrak meja kerja William, terlihat ada sedikit retakan yang timbul, hal itu cukup untuk menunjukkan seberapa kuat tenaga Jay

"Kita harus menghacurkan keluarga Verigga, ayah! Berani-beraninya dia membunuh Ariene!" Ucap Jay dengan nada tinggi, wajahnya tampak memerah karena amarah

"Benar ayah, kita tidak bisa diam saja, jika kita tidak bisa membinasakan seluruh keluarga mereka, kita bisa menuntut mereka melalui sidang bangsawan" Ucap Kenneth dengan nada dingin, ekspresi wajahnya tampak menunjukkan kemarahan sekaligus kesedihan

"Sepertinya ini kisah setelah novel yang dijanjikan oleh Ariene" Ucap Ariene pada dirinya sendiri

"Kita tidak memerlukan sidang bangsawan Ken, dan tanpa membinasakan seluruh keluarga mereka kita masih bisa menghancurkan keluarga Verigga" Ucap William, ekspresi wajahnya yang terlihat dingin cukup membuatnya tampak menakutkan

"Kalau begitu, apa rencana ayah?" Tanya Kenneth

"Kita akan menaikkan harga barang yang kita pasok ke wilayah Verigga dengan harga yang sangat tinggi, kita juga akan bekerja sama dengan seluruh kelompok dagang yang memasok barang-barang ke wilayah Verigga untuk menaikkan harga juga, setelah itu baik rakyat mereka maupun keluarga Verigga akan hancur perlahan-lahan" Ucap William

"Tapi ayah, bagaimana jika mereka memilih membeli di wilayah lain?" Tanya Kenneth

Sementara itu, Jay hanya diam saja, jika keluarga Verigga hanya sebatas hancur saja, dia pasti tidak akan pernah bisa meredakan amarahnya, nyawa harus dibayar dengan nyawa itulah prinsipnya

"Kita akan mengurangi pasokan ke wilayah yang lain hingga barang-barang hanya cukup untuk rakyat di wilayah itu, jadi tidak mungkin mereka datang ke wilayah yang lain untuk membeli barang dan jika ada keluarga bangsawan yang membantu mereka, kita juga akan membuat keluarga itu hancur seperti keluarga Verigga" Ucap William

Kenneth menganggukkan kepalanya tanda dia paham dengan hal yang dimaksud oleh William, cara seperti ini memang ciri khas keluarga Amalthea dalam membalas dendam, mereka membuat pihak lawannya kelabakan hingga harus terlilit hutang dan setelah itu pihak lawan akan hancur dengan sendirinya karena mengalami kebangkrutan

Saat Ariene berusaha untuk memahami ucapan William, tanpa dia sadari, dia sudah berpindah ke tempat yang lain

"Eh? Dimana lagi ini?" Tanya Ariene pada dirinya sendiri, dia memandang sekelilingnya

Menjadi Tokoh AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang