"kita mulai lagi semua dari nol, ya"
Dan di ranjangnya lah Seonghwa berbagi tempat dengan Ravn. Tapi sepanjang tidurnya Seonghwa munggungin Ravn, entah berapa kali lelaki yang tiga tahun lebih tua darinya itu bolak balik melingkarkan tangannya pada pinggang Seonghwa, Seonghwa gak peduli, dia pura-pura tidur aja.
Tapi dalam tidurnya Seonghwa diam-diam nangis. Seonghwa keinget di hari terakhir dia ketemu Hongjoong, Hongjoong masih meluk dia sambil tidur, masih nyium jidatnya, masih nyalurin kehangatan dan positive vibes buat Seonghwa. Sementara sekarang Seonghwa gak sudi disentuh Ravn, kalo bukan karena papanya yang mendukung perzinahan dengan nyuru Ravn tidur bareng Seonghwa aja, gak bakal Seonghwa sudi tidur seranjang sama Ravn lagi.
Paginya, pas Seonghwa bangun, Ravn gak ada di sebelahnya. Seonghwa pun bangkit dari ranjangnya. Setelah mencuci muka dan sikat gigi, Seonghwa beralih menuju ke dapur. Dilihatnya kamar kedua orangtuanya kosong, berarti mama dan papa sudah pulang.
"selamat pagi, Seonghwa sayang" sapa Ravn yang sedang sibuk di dapur
Seonghwa mengangguk malas, kemudian dia menuju ke kulkas dan mengambil susu almond favoritnya. Setelahnya Seonghwa duduk di kursi makan, lalu meminum susu almondnya.
Ravn menghampiri Seonghwa, diletakkannya sepiring nasi telor ceplok kecap di hadapan Seonghwa.
"sarapan dulu ya, Seonghwa sayang"
Seonghwa hanya mengangguk, meskipun begitu tetap dimakannya makanan yang sudah Ravn siapkan untuknya.
"enak, Seonghwa sayang?"
"ya biasa lah rasanya nasi sama telor ceplok"
Ravn terkekeh, "siapa tau kurang asin. Kamu paham sendiri lah skill masakku gimana"
"gak paham" balas Seonghwa.
Ravn tersenyum, lalu dicengkeramnya rahang Seonghwa dengan kasar, "Seonghwa sayang," panggilnya sambil tersenyum, iya dia senyum sambil tangannya nyengekram rahang Seonghwa. "kamu tau kan kalo kita dijodohin lagi? Jadilah anak yang baik mulai sekarang"
Seonghwa maksa nepis tangan Ravn dari wajahnya, "cukup! Kenapa sih kamu balik lagi ke hidup aku, hah?! Apa kamu mau nyakitin aku lagi, apa kamu mau ngekhianatin aku lagi?!"
"enggak, Seonghwa sayang, aku mau nikahin kamu"
"kamu kira aku sudi, Ven?!"
Plak!
Seonghwa megangin pipinya yang barusan ditampar Ravn.
"jangan paksa aku buat berbuat kasar deh, Hwa!" Ravn beranjak dari duduknya, diambilnya serbet yang masih bersih terus dibasahinya dengan air dingin. Setelahnya Ravn ngompres pipi Seonghwa yang dia tampar tadi.
"jangan nguji kesabaranku, Hwa. Aku harus siap-siap, kamu kompres sendiri itu pipimu" Ravn pun ninggalin Seonghwa.
"J-Joong.. hiks Joong, aku kangen kamu.. aku butuh kamu.."
Seonghwa pun memutuskan untuk mandi juga. Dinyalakannya shower, lalu dia bershower. Pipinya masih terasa sakit, ya secara badan aja dia sama Ravn kalah, mana Ravn tenaga badak nampolnya. Seonghwa Cuma bisa ngelus-ngelusin pipinya aja, berharap rasa sakitnya hilang.
"wangi sabunku, padahal aku juga biasanya pake ini. Tapi sejak itu, aku jadi kepikiran Hongjoong tiap nyium baunya. Aneh banget" ujar Seonghwa sambil membilas badannya.
Selesai mandi, Seonghwa pun siap-siap dan berangkat ke kantornya. Dengan lunglai, mirip seperti zombie yang hilang arah. Udah zombie, hilang arah pula.
Yunho yang ngelihat mantan pujaan hatinya itu kek mayat hidup sampai iba, melas banget si Seonghwa. Yunho pun nyamperin Yeosang di mejanya.
"eh, kenapa, Pak Yunho? Mau minta laporan?" tanya Yeosang yang agak kaget melihat manajer keuangan tumben banget nyamperin mejanya, biasanya juga langsung aja ngucluk ke ruangan Seonghwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight
FanfictionHongjoong begitu mengagumi keindahan senja yang berlabuh menjembatani jatuhnya siang berganti malam, menurut Hongjoong gak ada satu hal pun yang lebih indah dari langit senja. Tapi itu semua berubah ketika Hongjoong bertemu dengan seseorang yang leb...
