Chapter 17

123 20 5
                                    

Gadis berambut hitam sepinggang dengan gaun putih awan bercampur tosca muda itu sedang berjalan-jalan di lorong kelima, lorong yang selalu sepi.

Lorong kelima, lorong yang sangat jarang di dekati para dayang.

Tapi tak lama, lorong yang sepi itu menjadi ribut akibat ringisan gadis berambut hitam sepinggang itu.

"Akh!" Teriak gadis itu yang menggema di lorong kelima itu.

"Argh!" Tubuhnya seolah di remas dengan kuat, dan jiwanya seakan di tarik keluar dari tubuhnya.

Ringisan-ringisan itu terus terdengar di lorong sepi itu.

"Hahaha-" Sebuah tawa menyeramkan terdengar di lorong itu.

"Siapa kamu? Lepaskan aku!" Tubuhnya jatuh menghantam lantai keramik dingin tersebut.

"Kamu tidak perlu tau, aku siapa. Yang penting aku ingin jiwa mu! Hahahaha-"

"To-long." Nafasnya terkecekat perlahan demi perlahan.

Fyuh~

Seekor kupu-kupu emas muncul dan menyusuri lorong itu.

.

.

.

Saat itu, Euno sedang berada di kamarnya. Duduk di sofa kamarnya sambil fokus membaca sebuah buku.

Tapi, fokusnya hilang saat mendapati serbuk emas di atas buku yang sedang ia baca.

Seekor kupu-kupu emas itu, hinggap di jari telunjuk Euno. Seakan-akan kupu-kupu itu minta untuk di ikuti.

'Kupu-kupu emas?'

Euno yang seakan mengerti, segera bangkit dari duduknya dan mengikuti kupu-kupu itu dari belakang.

Euno bingung saat kupu-kupu itu mulai menghilang di lorong kelima.

"Akh! To-long!" Suara lirih itu menyapa pendengaran Euno.

'Suara itu, kenapa familiar sekali?'

Euno menyusuri lorong kelima itu, dan matanya terbelalak saat sang adik meringkuk seperti bayi di lantai keramik yang dingin sambil meringis kesakitan.

"Kak-" Suara lirih itu membuat Euno berlari mendekat ke arahnya.

"Uhuk!" Tubuh itu tak terkontrol, ia batuk dan mengeluarkan cairan pekat berwarna merah.

"Lili? Kamu dengar kakak?" Paniknya saat melihat kesadaran sang adik mulai menipis.

"Sa-kit-" Tubuhnya melemas saat kesadarannya menghilang dalam dekapan Euno.

Hap!

Tubuh ramping itu di gendong oleh Euno, dan mulai berlari.

"Dayang Una! Di mana kakek?" Tanya Euno cepat.

"Tuan besar tidak ada di sini, pangeran. Tapi, sepertinya Yang Mulia Putra Mahkota akan kembali sebentar lagi. Lalu, ada apa dengan Yang Mulia Tuan Putri Liesa, Yang Mulia Pangeran?" Una tampak khawatir.

"Kalau kak Marcy tiba, tolong minta pergi ke ruangan itu." Dayang Una mengangguk pelan.

'Semoga, Yang Mulia Tuan Putri Liesa baik-baik saja.'

« To Be Continued »

Princessa [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang