Chapter 06

295 35 3
                                    

Malam indah yang di penuhi bintang dan bulan itu berganti menjadi pagi yang berawan.

Sepasang kakak-adik itu kini berada di hamparan luas penuh salju di belakang istana.

Marcy dengan jubah musim dinginnya yang tebal dan hangat. Dengan rambut putih menawan itu, serta kulit seputih susu itu terlihat sangat tampan baik d ilihat dari sisi mana pun.

Gaun biru jernih bercampur putih salju yang menjulang panjang. Rambut putih menawan yang di hiasi sebuah tiara, juga terlihat menawan dam cantik memesona.

"Ayo." Marcy menggenggam tangan sang adik lembut.

Membuat Liesa mengukir sebuah senyuman manis di wajahnya. "Ayo, kak."

Mereka berdua berjalan menuju hutan rindang yang di tutupi oleh salju itu, hutan yang berada di belakang istana Emerald.

Mereka berbincang-bincang, bercanda-tawa. Tangan itu masih menggenggam penuh kehangatan.

Senyuman tampan dan manis itu terukir dengan jelas di wajah Marcy. Hari ini dia bahagia, menemani sang adik perempuannya.

Tapi, senyum manis itu tak berlangsung lama saat sang adik merintih kesakitan.

"Akh!" Kaki kirinya terluka, mengeluarkan cairan kental berwarna merah pekat.

Tepat di sebelah kaki kiri Liesa, terdapat sebuah panah. Sepertinya panah itu meleset, saat seseorang sedang berburu.

Darah itu terus-menerus keluar, tak berhenti.

Srekk!

Marcy merobek kain jubahnya, lalu di ikat pada kaki kiri sang adik supaya darahnya tidak terus merembes keluar.

Sring!

"Kak, ini sakit." Ujarnya dalam bentuk kucing.

Iya, benar. Gadis itu baru saja merubah wujud manusianya menjadi seekor kucing. Itulah rahasianya, dapat merubah wujudnya menjadi hewan. Atau bisa dikatakan, bahwa Liesa adalah setengah siluman.

"Kemari." Di gendong adiknya yang sedang dalam wujud kucing. Di peluk tubuh kucing itu dengan erat.

.

.

.

.

Kriett!

Pintu kamar sang kakak pertama terbuka. Mark meletakkan tubuh kucing mungil itu ke ranjang besarnya.

Sring!

"Tunggu sebentar, kakak akan mengobatinya." Marcy mengambil kotak obat.

Dengan telaten, Marcy mengobati kaki kiri sang adik kesayangannya itu.

Kaki kiri itu di perban dengan erat. Kaki Liesa yang mulus itu sekarang terdapat sebuah luka.

"Terima kasih, kak." Dipeluknya tubuh sang kakak erat.

"Your welcome, dear." Pelukan dibalas pelukan. Di kecupnya puncak kepala gadis itu berkali-kali.

« To Be Continued »

Princessa [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang