Chapter 14

138 18 3
                                    

Teng!

"Yang Mulia Tetua David Yohannes Tablo de Emerald serta Yang Mulia Pangeran Caineus Marcy Tuan de Emerald memasuki ruangan!" Suara ricuh mulai terdengar, Liesa segera pamit pada kedua Putri Milarez itu dan kembali ke tempatnya bersama Euno dan Jemin.

"Terima kasih, untuk para hadirin undangan sudah datang ke acara besar ini." Tetua Tablo memulai percakapan.

Tepukan tangan mulai terdengar menggema di ruang aula itu.

"Baiklah, kita akan memulai pengangkatan tahta Putra Mahkota."

Mereka memulai acara pengangkatan tahta Putra Mahkota, dilakukan secara langsung oleh Tetua Tablo.

"Kak Euno, sekarang kak Marcy sudah jadi Putra Mahkota. Pasti nanti kak Marcy bakal sibuk banget." Ujar Liesa yang tidak melepas pandangan matanya pada sang kakak pertama di lantai bawah.

"Kamu kesepian? Masih ada kakak dan Jemin." Euno mengusap-usap pucuk kepala adik kesayangannya itu.

"Benar kak, Jemin akan selalu ada di saat kakak butuh." Jemin bergelayut di tangan sang kakak perempuannya.

"Kak, Liesa ke balkon dulu ya. Kakak temuin kak Marcy saja dulu, nanti Liesa bakal nyusul." Euno mengangguk dan membiarkan Liesa pergi ke balkon di seberang sana.

Liesa berjalan dengan anggun dan elegan, menghindari keramaian. Matanya melirik ke sana-sini, dan tanpa sengaja matanya menangkap sosok perempuan yang tengah tersenyum kecil padanya.

Firasat buruk mulai berdatangan pada gadis itu. Tapi, gadis itu tidak memperdulikan firasat itu dan tetap berjalan menuju balkon aula.

"Huft!" Helaan nafas terdengar kasar.

"Ada apa, Princess? Mengapa wajahmu tampak suram? Ada apa? Apa yang mengganggu mu?"

"Kunnie? Tadi-" Liesa bercerita pada Kunnie mengenai apa yang mengganggu pemikirannya.

"Lebih baik, Princess mulai berhati-hati. Ah, aku harus pergi sekarang. Seseorang mendekat."

Chupp!

Pipi itu di kecup lembut membuat Liesa tersenyum kecil.
"Putri Liesa? Putri sedang apa di sini? Kenapa Putri tidak bergabung bersama yang lain?"

"Putri Ochi? Entahlah, aku sedang ingin menghirup udara malam hari. Lalu, kenapa Putri juga datang kemari?" Putri Liesa bertanya balik.

"Ah itu, karena tidak ada satu orang pun yang aku kenal. Jadi, aku sengaja datang ke sini. Eh, tapi saat ke sini aku melihat Putri." Jelas Putri Ochi.

"Putri, maukah Putri mengabulkan permintaan ku ini?" Liesa mengalihkan pandangan matanya menatap sahabat lamanya itu.

"Tentu saja, apa yang ingin Putri minta?" Di tatapnya wajah barbie itu.

"Maukah Putri selalu datang di saat aku minta? Aku kesepian Putri." Keluh Liesa.

"Tentu, Putri. Aku juga kesepian, kak Griselle belum kembali. Sedangkan, kak Firena memiliki pekerjaan. Kalau saja Yessy masih ada, mungkin aku tak akan kesepian Putri." Ungkap Putri Ochi.

"Kkk~ Terima kasih sudah mau mengabulkan permintaan ku Putri Ochi." Kekeh Liesa kecil.

"Tentu." Mereka berdua menatap langit indah itu, dan menatap butiran-butiran salju yang mulai kembali berjatuhan.

« To Be Continued »

Princessa [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang