Chapter 30

86 12 1
                                    

"Hahaha-"

Gadis berambut hitam sepinggang itu tersadar dari lamunannya, dan menatap sekeliling kamarnya. "Apa mau mu?" Ujarnya dengan dingin.

"Sstt, jangan dingin-dingin gitu dong sayang."

"Mau apa kamu? Dasar-" Gadis itu melampiaskan kekesalannya pada suara asing yang terdengar di kamarnya.

"Liesa, aku sudah pernah mengatakannya. Kamu memiliki jiwa yang sempurna, dan aku menginginkannya."

Liesa terkekeh kecil dengan menyeramkan. "Coba saja kalau bisa. Aku takkan membiarkan mu mengambil jiwaku."

"Itu gampang saja bagiku, cukup dengan mengganggu mereka saja. Bukankah mudah?"

"Jangan menyakiti mereka! Kalau kau menginginkan jiwaku, tunjukkan dirimu dan bertarunglah bersama ku." Tantang gadis itu.

"Hm? Baiklah, aku terima tawaranmu. Jadi, kapan?"

"Lusa, lapangan kosong di tengah hutan. Saat senja, bagaimana?"

"Baiklah, aku setuju. Kalau aku menang, kau harus memberikan jiwamu. Dan jika aku kalah, aku tidak akan berusaha untuk mengambil jiwamu lagi. Aku berjanji akan hal itu."

"Kau -benar-benar berjanji? Kau takkan mengingkarinya bukan?" Gadis itu berujar ragu, ia masih tidak mempercayai ucapan seseorang itu.

"Tenang saja, aku tak suka mengingkari janji. Aku akan menepati janjiku. Ya sudah, sampai jumpa lusa manisku. Hahaha-"

Tawa itu menggema di kamarnya, membuat gadis itu tanpa sadar berdecak kesal. Lalu, ia menghembuskan nafasnya kasar.

'Semoga saja, aku bisa menang dari pertarungan itu. Dan mereka takkan tersakiti.'

« To Be Continued »

Princessa [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang