Prolog

11.3K 353 4
                                    

Bagi sebagian mahasiswa, skripsi bagaikan rentenir hutang. Semakin kita menghindar, semakin gencar pula ia mengejar.
Sebenarnya skripsi adalah hal wajib yang akan dilalui setiap mahasiswa jika ingin lulus kuliah. Memang ada beberapa kampus menghilangkan skripsi dari tugas akhir, namun ada banyak kampus yang masih menerapkan tugas mimpi buruk mahasiswa ini.

Termasuk Universitas Umapati Wiradharma, khususnya Fakultas Psikologi. Salah satu kampus negeri di Yogyakarta ini masih mempertahankan tugas akhir berupa skripsi.

Bukan tanpa alasan, rektor berkata jika tugas akhir ini adalah penentuan bagi kemampuan mahasiswa selama mereka menjadi peserta didik. Tentu saja tidak lucu jika menghabiskan waktu bertahun-tahun di bangku kuliah, namun tidak mengerti materi yang dipelajari. Sama saja seperti mengambil air dengan gayung bolong. Tidak berguna.

Fellene Arshavina Janitra, mahasiswi yang tidak terlalu cantik ini sudah memasuki semester 8, yang artinya ia sudah mulai mengambil mata kuliah skripsi.
Fellene atau biasa dipanggil Ellen ini adalah satu dari banyak mahasiswa yang sudah gugup sebelum skripsi di susun. Ketakutan terbesarnya hanya satu, yaitu ruangan horor yang berisi para dosen penguji.

Hal yang paling membuat Ellen jengkel adalah pemilihan dosen pembimbing yang sudah di susun oleh fakultas. Mereka tidak bebas memilih dosen pembimbing I dan II karena sudah di tentukan oleh pihak fakultas.
Namun, semuanya tak seperti yang di bayangkan oleh Ellen. Ia mendapatkan dosen pembimbing yang ingin ia hindari selama di kampus. Seseorang yang pernah dekat dengannya namun memutus kontak sepihak, menghilang tanpa jejak, dan berpura-pura seakan tidak terjadi di antara keduanya. Hal yang membuat Ellen terlihat seperti sadgirl yang sesungguhnya.

"Ini, dosen yang pernah ngejar-ngejar kamu kan?" Tanya seorang perempuan disamping Ellen.

"Ini bisa ngusul ganti dospem ga?"

Korban Ghostingan DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang