Jangan lupa voment (◔‿◔)⭐
Hari sabtu adalah hari terbaik bagi setiap orang. Kecuali perempuan yang tengah duduk di salah satu kursi kampus. Menghela nafas. Ia seperti mahasiswi ambis yang tidak mengenal libur.
Jam 9 pagi di hari sabtu seharusnya ia masih bergelut dengan si kasur. Kini ia malah terdampar di kampus tercinta.
Ia tidak ingin pulang lebih cepat. Sayang ongkos ojek jika ia pulang cepat. Lebih baik ia membuka laptop, sekadar mengunduh beberapa drama yang belum sempat ia tonton. Payah, WiFi kosnya tidak bisa diandalkan.
Secepatnya ia akan pindah kos. Membuat skripsi tanpa WiFi sama saja dengan neraka."Judul skripsi aja nggak tau. Apa ya? Um..."
Dahinya mengerut. Ia memikirkan beberapa judul skripsi yang ia yakini di terima oleh dosen pembimbing. Dan tentunya dengan topik yang mudah di pelajari.
"Hubungan film kriminal dengan tindak keagresifan remaja? Hah! Itu pake teori apa?!" Monolognya sambil mendumel. Beginilah jika di kelas hanya datang untuk mengisi absen. Materi pun melayang bak kuntilanak.
"Apa ya, dampak psikologis remaja yang mengalami kekerasan saat berpacaran?"
"Lebih dari satu judul boleh gak sih?"
"Harus cari judul yang mudah, otak gue bakal panas kalo mikir keras."
Kemudian ia hanyut pada topik yang ingin ia jadikan tugas akhir.
Memang mahasiswa teladan.
Tidak juga, Ellen pernah mengikuti demo Gejayan Memanggil tahun 2019 silam. Entahlah, biarpun berdesakan ia menyukai bagaimana para mahasiswa mengemukakan aspirasinya."Mama! Ma!"
Ellen terkejut bukan main. Bahkan sekarang makhluk mana lagi yang memanggilnya dengan sebutan 'mama'?
Dengan gerakan cepat kepalanya menoleh ke belakang.
Tidak salah lagi, disana ada anak lelaki dan seorang pria yang ia temui tadi malam.Ia mengedarkan pandangannya. Ellen menghela nafas lega, untung saja. Keadaan kampus sedang sepi. Bisa gawat jika orang berpikir ia mempunyai hubungan dengan hot daddy.
"Selamat pagi, Pak." Sapa Ellen sekadar formalitas. Ia berharap dosennya ini tidak mempermasalahkan urusan tadi malam.
"Mama." Sapa seorang anak lelaki membuat Ellen dan Dipta menoleh ke sumber suara.
"Nael, sudah papa bilang, kakak itu bukan mama kamu." Dipta sepertinya jengah. Ia menatap putranya yang menatap kearah Ellen.
"Itu mama, papa. Papa jahat gak tau mama." Ucap Nael sedikit mencibir. Bocah itu juga mencoba melepaskan gandengan tangannya pada sang ayah.
Ellen yang saat itu tengah bengong tiba-tiba kalang kabut. Ia menghampiri bocah yang tampak ingin mendebat sang ayah.
Ia peluk tubuh kecil Nael dengan sayang. Bahkan Dipta juga terkejut karena tindakan langsung Ellen.
"Udah ya. Ini, mama disini." Ucap Ellen spontan sambil mengelus punggung Nael dengan pelan.
"Marahin papa, ma. Masa gak tau mama." Bocah itu memeluk erat Ellen.
"Iya, nanti mama marahin papa." Ucap Ellen tanpa melihat wajah Dipta yang menatapnya tajam.
"Papamu ini —"
"Apa yang kamu kerjakan di kampus?" Dipta sepertinya sudah jengah pada aksi Ellen.
Mendengar pertanyaan Dipta sontak membuat Ellen tersenyum. Pasti ada maunya.
"Pak. Saya kan mau cari judul buat skripsi, cuma bingung. Bapak kan dospem saya nih."
"Ehem.." Ellen berdehem pelan. Mungkin saja jalan skripsinya tidak bergelombang jika menggoda dosen.
Astagfirullah sisterrr..
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban Ghostingan Dosen
Romantik𝐑𝟏𝟖+ || 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 Pernah gak sih kalian di ghosting sama dosen?! Padahal kalian sudah deket yang emang beneran deket kayak pacaran gitu?!? Hal gila ini pernah terjadi pada Fellene (21) yang pernah dekat dengan seora...