📙9: Pepet Terus

3.6K 240 4
                                    

Jangan lupa voment ()
--------------

Insiden Khalid yang keceplosan membuat Ellen sedikit canggung. Ia awalnya menganggap Khalid bercanda karena mulut laki-laki itu memang agak lemes.

"Waduh, Regantara suka sama gue nih?" Tanya Ellen dengan wajah konyolnya. Ia mencolek pelan lengan Rega dengau

"Iya," ucapan tidak terduga Rega membuat Ellen dan teman-temannya terdiam sesaat.

"Gue salah denger?"

"Ngomong apa barusan?"

"Anjay."

Seketika riuh terdengar. Veren menatap Ellen dan Rega bergantian. Bercanda dalam waktu yang salah, Veren ingin sekali mengutuk mulut sialan Khalid karena menyebabkan kecanggungan seperti sekarang.

"Haha, Len ayo kita foto!" Veren mencoba mencairkan suasana. Tangannya menarik pelan lengan Ellen supaya pergi dari sana.

"Ga, kalo becanda tuh gak usah pake wajah serius." Ucap Davio sambil menampar pelan lengan Rega.

Rega hanya mengangkat sebelah alisnya dengan pelan dan berjalan mengikuti Ellen dan Veren.

"Lah si anjing malah pergi."

"Ayo gengs! Eh, Rega mau kemana?! Belom foto loh." Pekik Veren hendak mengejar Rega yang sudah hampir tidak terlihat.

Ellen hanya menghembuskan nafasnya berlahan. Ada apa dengan dirinya? Kenapa ia yang gugup sekarang?

Akhirnya mereka berfoto bersama minus Rega karena laki-laki itu sudah tidak kelihatan batang hidungnya.

"Sekali lagi selamat ya cantik! Akhirnya neraka sesungguhnya akan menantimu hahahah." Ejek Davio yang sekarang sudah menyusun skripsi.

Ellen hanya memasang wajah sebalnya pada Davio kemudian memukul perut laki-laki itu dengan keras.

Setelah sekian lama berfoto dan bercengkrama, teman-teman Ellen akhirnya pulang meninggalkan Veren yang masih kekeuh dengan rahasia hubungan Ellen dengan dosen Dipta.

Matanya Veren seakan menusuk hingga ulu hati. Ia berdecak pelan,
"Lu di deketin tuh dosen lagi?"

Ellen tetap diam, ia juga bingung tentang hubungannya dengan sang dosen.

"Nggak tau, anjing. Tiba-tiba tuh dosen deket sama gue lagi,"

Veren tiba-tiba berdiri dan memegang kedua pundak Ellen. Matanya seakan bernyala-nyala.

"Len, gue yakin tuh dosen masih suka sama lu."

Ellen memalingkan wajahnya lelah. Sudah cukup ia ditinggalkan tanpa kepastian alias belum pacaran tetapi sudah dipaksa putus.

"Nggak usah ngada-ngada. Gue nggak mau berharap lagi." Balas Ellen, ia menepis kedua tangan Veren yang bertengger di bahunya.

"Kalo Rega?"

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Ellen menatap Veren dengan tidak suka.

"Gue juga nggak suka sama Rega. Pokoknya gue nggak mau punya perasaan sama cowo untuk sekarang. Jangan tanya, gue cuma males,"

Veren akhirnya duduk kembali di samping Ellen sambil memasang wajah masam. Ia sungguh penasaran, kehidupan percintaan Ellen sangat misterius.

Tingg!

Ellen mengerutkan dahinya kala melihat notifikasi dari WhatsApp.

Pak Dipta DP II
Kamu sudah pulang?

Korban Ghostingan DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang