Jangan lupa voment (◔‿◔)⭐
--------------------------
Kesempatan tidak datang dua kali. Dengan penuh semangat Ellen memasuki daging sapi ke dalam pemanggang. Kepala perempuan itu menggeleng ke kanan dan kiri seakan sangat menikmati yang ia santap, tak lupa ia juga menyuapi bocah yang juga sibuk mengaduk sup di hotpot.
Daging sapi premium ini seakan memanjakan lidah Ellen. Berkali-kali ia memuji daging yang ia yakini adalah wagyu A5.
"Enak banget, Pak. Ini cobain deh." Tanpa sadar Ellen menyuapi Dipta yang tengah sibuk dengan ponselnya.
Laki-laki itu tampak terkejut sambil menerima suapan dari Ellen.
"Kalau lagi makan jangan main HP. Nanti jadi kurang menikmati." Tegur Ellen. Ia melihat dosennya itu hanya sibuk dengan ponsel, tak lupa dahinya juga berkerut-kerut.
"Ah, maaf. Saya lagi menerima laporan keuangan dari ayah saya." Dipta kemudian menaruh ponselnya di saku dan mulai bergabung dengan Ellen dan Nael yang sedari tadi sudah sibuk dengan berbagai macam jenis makanan di atas meja.
Mereka kemudian makan disertai canda tawa. Siapapun yang melihatnya akan mengatakan jika mereka adalah keluarga kecil bahagia.
📙📙📙
Ellen kekeuh ingin konsultasi, sedangkan Dipta sudah sangat lelah. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Jadinya ia berjanji untuk konsultasi esok hari di kampus.Setelah mengucapkan banyak terima kasih, Ellen masuk ke dalam kamarnya, sedangkan mobil Dipta sudah melaju meninggalkan kosnya.
"Pacarnya ya, Kak?"
Pintu kamarnya belum ditutup. Seseorang muncul dengan wajah penasarannya.
"Enggak, Vi. Temen kakak aja." Balas Ellen. Ia dapat melihat raut kecewa dari wajah Vivian—adik tingkat Ellen yang saat ini berada di semester 4.
Hei! Kenapa bocah ini tampak kecewa!? Ellen merenggut, "Kamu kenapa pasang muka begitu, ha?"
Vivian nyengir, "Kalo pacar, aku kan nagih PJ. Lagian aku gak pernah liat kak Ellen bawa pacar."
Ellen tidak mungkin mengatakan jika yang barusan mengantarnya adalah Dipta, dosennya dan Vivian. Apalagi Dipta adalah dosen yang mengajar di semester 4.
"Gak ada PJ-an. Sana balik kamar, belajar." Ellen seakan mengusir Vivian yang terus saja menggodanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Namun, Ellen masih betah dengan layar yang menampilkan adegan drama di laptopnya.
Ia bosan. Namun, ia tidak berniat menyelesaikan skripsinya. Padahal jadwal sidang dua bulan lagi dan ia sudah mendaftarkan namanya pada DPA.
Tentu saja ia takut. Ia memikirkan pertanyaan terkutuk apa yang akan keluar dari para dosen penguji.
Ellen menghela nafas. Ia kepikiran, tetapi tidak berniat melanjutkan BAB 3. Beginilah jika menerapkan hidup santai.
"Anjing!" Umpatnya kesal. Dengan dahi mengerut ia buka file 'Bab 3 amin' di word. Ia harus mencicil rumusan masalah kedua ini jika ingin lulus tepat waktu, atau ia harus mengudurkan diri dan membayar UKT kembali. Tidak, ia tidak mau. Membayangkan 4 juta terbuang sia-sia karena terlambat lulus.
Dipta mengatakan jika konsultasi bisa dilakukan jam 10 pagi karena ia mengajar pukul 8 pagi nya.
"Kantung mata kamu bisa nampung dosa kayaknya, Len."
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban Ghostingan Dosen
Romance𝐑𝟏𝟖+ || 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 Pernah gak sih kalian di ghosting sama dosen?! Padahal kalian sudah deket yang emang beneran deket kayak pacaran gitu?!? Hal gila ini pernah terjadi pada Fellene (21) yang pernah dekat dengan seora...