"Jangan pergi!" teriak gadis aneh itu, "Aku mohon Ravindra, jangan pergi!"
"Berisik!" teriak gua dengan penuh rasa kesal.
Rika tidak menggubris perkataan gua. Bahkan, kini tangisnya semakin kencang, "KAMU AKAN MATI RAVINDRA!" teriaknya di sela tangisnya.
Gua menghentikan langkah. Gadis itu benar-benar meracau! Tidak lama, gua merasakan pelukannya dari belakang. Jelas, tangan yang mendekap tubuh gua ini adalah tangannya. Bodoh, dia pasti menjatuhkan payungnya untuk melakukan ini.
"Jangan melangkah lagi Ravindra, aku mohon," ucapnya sambil menangis, "Aku mohon, kita pulang yaa. Tolong dengarkan aku, kita pulang sekarang ya," lanjutnya. Rika berusaha menarik gua, hanya saja...
Gua terpaku di tempat.
"Takdir? Lucu sekali, ya? HAHAHAHA!" gua tertawa ketus.
"Apa yang kamu tertawakan, Ravindra?" tanya Rika.
"Lo tau? Gua benci dipermainkan oleh takdir! Gua benci dunia ini! Gua benci diri gua! Gua benci elo! Gua benci semuanya! GUA BENCI TUHAN!" jawab gua dengan nada tinggi dan intonasi yang jelas.
Rika hanya tertegun. Bahkan jika hujan memiliki nyawa, hujan pasti juga akan kaget dan berhenti sekejap karena mendengar perkataan gua tadi.
"Bagaimana kalau kita taruhan, hah!?" teriak gua menatap langit.
"Kalau gua pergi dan masih hidup, Dia pemenangnya!" ucap gua dengan penuh keyakinan, "Tapi, kalau gua pergi dan gua mati, maka gua pemenangnya!" lanjut gua.
"Ravindra, jangan begini! Ayo kita pulang aja! Aku mohon, Ravindra," ucap Rika sambil menarik tangan gua.
Dia masih mencoba untuk membujuk gua. Secara tidak sadar, gua mendorongnya hingga terjatuh. Gua pun berlari meninggalkannya.
"Ravindra! JANGAN, RAVINDRA!" jerit Rika.
Gua tidak peduli, gua sudah muak dengan semua ini.
Kita lihat aja siapa yang akan jadi pemenang. Gua yakin, gua pemenangnya.
Lari, hanya lari dan lari saja yang gua lakukan. Entah lari dari apa dan untuk apa, gua hanya berlari dan tidak menyadari kalau sekarang gua berada di jalan besar. Tiba-tiba saja semuanya begitu lambat.
Cahaya apa itu? Apakah itu yang dilihat seseorang sebelum mati? Iya, seharusnya memang sudah lama gua berakhir, bukan? Akhirnya hari ini datang juga.
Gua memejamkan mata dan tersenyum.
Lihat, 'kan? Gua yang memenangkan pertaruhan ini.
Mana yang akan kalian pilih, bisa melihat masa depan? Atau bisa membaca pikiran orang lain? Kalau gua bisa memilih, gua akan pilih.... Tidak keduanya.
***
Gua tidak begitu pandai basa-basi di awal, jadi kita akan buat ini singkat. Perkenalan ini akan gua mulai dengan cara yang cukup menyebalkan, jadi persiapkan diri kalian. Kalau kalian sedang menggenggam ponsel, kalian bisa memutar lagu keren sebagai backsound yang tepat.
Tampan, Keren, Tajir dan Pintar. Kalau 4 kata itu digabung, jadinya adalah gua. Nama gua Ravindra Ghifahri pelajar paling sempurna di sekolah. Pernah dengar survei yang bilang bahwa kita hanya butuh 1 menit untuk bisa jatuh cinta dengan seseorang lewat tatapan mata? Halah! Survei itu jelas hanya mitos belaka. Karena buktinya, gua hanya butuh 1 kalimat, 4 kata, dan 2 tanda baca untuk melakukan itu.
"Kamu cantik, jadian yuk!"
Itu sudah cukup untuk membuat gadis-gadis jatuh ke pelukan gua. Untuk apa tatapan mata? Bahkan, dengan mata tertutup pun, gua bisa melakukannya dengan baik. Terdengar sangat sombong, bukan? Yang itu belum seberapa.
Dengan wajah setampan model, badan tinggi semampai, dan rambut klimis diolesi pomade, cukup mudah bagi gua untuk menggaet hati wanita mana pun yang gua mau. By the way, kalau dihitung-hitung, sepertinya gua sudah pacaran sebanyak 68 kali. Jadi, bisa dibilang gua cukup playboy.
Sekarang gua duduk di kelas 11 SMA. Astaga hampir lupa! Kalau pamer jangan setengah-setengah, bukan?
Berhubung gua orang yang sangat perfeksionis dalam segala hal, mari kita tuntaskan ini! Bicara soal akademis, gua adalah anak yang cukup pintar. Sorry, bukan cukup, tapi sangat. Urusan peringkat, gua selalu selalu meraih peringkat pertama dengan mudah. Namun, kehidupan sempurna gua itu tidak bertahan lama. Semuanya berubah semenjak gadis itu muncul di sekolah dan juga di kehidupan gua.
***
Hari ini adalah hari pertama gua masuk kelas 11. Di hari pertama ini, anak-anak kelas 11 IPA 1 —kelas gua— dikejutkan oleh kedatangan murid baru misterius bernama Rika Azahra. Sejak kehadirannya di sekolah, namanya langsung meroket begitu saja. Kenapa? Karena dia cantik. Itu yang mereka bicarakan tentang gadis itu. Mempunyai rambut agak panjang dengan wajah imut innocent disertai badan yang proporsional membuat Rika mudah memincut hati para pria madesu di sekolah. Bahkan, dalam 2 hari pertama, ia sudah mematahkan 27 hati para pria tidak sadar tampang yang haus akan wajah cantiknya.
Pria-pria ini menunjukkan cinta kepada Rika dengan berbagai cara. Mulai dari cara yang normal, hingga abnormal. Mulai dari surat cinta, hingga surat ancaman. Namun, tidak ada satu pun yang berhasil mendapatkannya. Di lain sisi, tidak sedikit juga orang-orang di sekolah yang membenci dirinya, salah satunya gua.
Gadis ini melengakapi semua kriteria orang yang paling gua benci di dunia, bahkan alam semesta. Pertama, kekanakan. Kedua, menyebalkan. Ketiga, hmm... Ini yang paling buat gua ilfeel, FREAK. Freak seperti apa? Gua akan jabarkan semuanya. Berikut adalah sedikit fakta dan hal gila yang sering ia lakukan:
1. Selalu menyendiri. Dibanding bersosialisasi dengan orang lain, dia lebih memilih bermain tembak-tembakan pulpen di kelas seperti orang sakit jiwa. Dia seolah-olah memiliki dunia sendiri. Itu yang membuatnya tidak memiliki teman di sekolah.
2. Saat hujan, orang normal pada umumnya akan lebih memilih berteduh sampai hujan itu berhenti atau untuk mereka yang membawa payung, pasti menggunakan payung agar hujan tidak membasahi pakaian mereka. Tapi berbeda dengan perempuan satu ini, saat hujan cukup besar dan dia membawa payung, elo tau apa yang dia lakukan? Dia malah menggunakan payungnya untuk main pedang-pedangan tidak jelas dan membiarkan hujan membasahi dirinya sambil berteriak,
"Sang Peri Hujan sudah tiba!" yang disertai tawa.
APAAN, SIH?! Gua benci sekali melihatnya melakukan itu. Tapi itu belum bagian yang terburuknya. Kadang, kalau ada air tergenang didekatnya, dia akan diam sejenak lalu mencipratkan genangan air itu dengan kakinya. Bahkan, guru pun pernah menjadi korban. Tapi yang gua bingung, tidak ada satu pun dari mereka yang marah akan hal itu. Sebaliknya, mereka malah tertawa. Sepertinya orang-orang sudah mulai ikut gila, atau mungkin karena paras cantiknya membuat orang yang tadinya ingin marah malah memaklumi dan tertawa. Pasti akan lain cerita kalau dia jelek, dekil, dan dengan rambut seperti sarang tawon. Gua yakin, dia pasti akan diamuk massa. Privilege wanita cantik memang tidak pernah salah.
3. Meskipun tingkah dan sikap dia seperti anak-anak, tapi tingkat kepintaran perempuan freak ini sepertinya setara dengan gua, atau justru... lebih. Ah, tapi itu tidak mungkin. Dia juga mempunyai sebuah kelebihan yang tidak gua miliki, yaitu menggambar. Ya, tapi itu tidak terlalu berarti, dia tetap menyebalkan.
4. Satu hal yang paling tidak gua mengerti dari Rika. Entah apa alasannya, dia selalu meninggalkan jam pelajaran seenak jidatnya dan kembali dengan luka atau pakaian yang kotor. Ketika diinterogasi oleh para guru dan teman-teman di kelas, dia selalu bungkam. Tingkahnya sangat misterius, dan itu mengganggu semua orang di kelas, terutama gua.
5. Oh iya, satu hal lagi tentang Rika. Mulutnya tidak pernah berhenti mengunyah permen karet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Takdir Seperti Permen Karet (ON GOING)
Teen Fiction"Kamu jangan mengikutiku pulang! Nanti kamu akan mati!" kata Rika di hari pertama mereka bicara. Anak baru itu mengaku kalau ia bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh manusia lain, salah satunya kematian. Sejak hari itu, kehidupan sempurn...