I. Rencana Ana

16 5 1
                                    

Tidak ada yang mustahil. Gue juga pasti bisa dapet cowo kayak Iqbalnya Acha!
~Ana

《♡》

Catatan
1.SMA Tanuwijaya❎
2. SMA Urkana❎
3. SMA Jaya Puspa❎
4. SMA 1❎
5. SMA Kebangsaan❎
6. SMA Merdeka❓

Ana tersenyum lebar membaca nama sekolah yang berada diurutan terakhir catatannya.

"GUE YAKIN KALI INI PASTI YANG INI!" Teriaknya heboh.

"GUE PASTI BISA DAPET COWO YANG KAYAK IQBAL GUANNA FREEDY!" Lanjutnya sambil merebahkan tubuh di atas kasur.

"Bang Cahyo lama banget sih pulangnya! Kan gue mau pastiin di sekolah mantannya beneran ada murid yang Bapaknya pemilik sekolah atau enggak kayak yang temen-temen gue bilang." Ana bergumam kesal.

Tak lama kemudian suara deru motor dari arah depan rumah membuatnya langsung melompat turun dari kasur dan bergegas pergi untuk membuka pintu. Ketika pintu terbuka dan menampilkan 3 orang laki-laki yang berjingat kaget, Ana langsung berteriak, menyambut. "KEMBALI WELCOMEBACK TO HOUSE!"

"Suara lo Ya Allah! Kenapa sih kalau nggak teriak-teriak?!" Cahyo mengusap-ngusap dadanya.

Ana hanya tersenyum membalas ucapan Cahyo. Namun, senyumannya mendadak luntur saat tahu bahwa abangnya tidak sendiri.

"Abang-abang ganteng ini nggak punya rumah ya?" Ana bertanya kepada dua orang laki-laki yang berdiri dibelakang Cahyo sambil melipat tangannya di perut.

Dua laki-laki berwajah hampir sama di belakang Cahyo hanya bisa meringis kecil. "Tega amat, Na." Ujar Rega.

"Nggak baik lho ngomong gitu sama Abang ganteng." sambung Dega.

"Percuma ganteng tapi nggak punya rumah!" Ujar Ana lalu masuk ke dalam rumah menyusul Cahyo.

"Nanti kita bangun rumah tangga sendiri ya.." Dega membuntuti Ana sampai ke dapur sambil melontarkan godaan pada gadis itu, sedangkan Rega sendiri sudah duduk anteng di sofa, menonton siaran tv.

"Maaf ya Abang Degendeng, Ana maunya cuma sama Iqbal!" Tolak Ana.

Dega duduk di kursi makan, menunggu Ana yang sedang menuang jus jeruk di gelas.

"Heleh! Emang lo bisa ngerebut Iqbal dari Acha? Kemana-mana juga gantengan gue daripada Iqbal." Cibir Dega.

Ana memutar tubuhnya menghadap Dega lalu menampilkan wajah seperti ingin muntah membuat Dega terkekeh pelan.
"Mau nggak?" Ia lalu menawarkan Dega jus jeruk.

Dega mengangguk, "Boleh deh."

Ana mengambil 2 gelas lagi di rak piring dan mengisinya dengan jus jeruk sampai penuh lalu memberikannya pada Dega yang sudah berdiri dibelakangnya, menunggu.

"Kok dua?" Tanya Dega ketika Ana memberinya 2 gelas jus jeruk.

"Kan satunya buat Bang Rega." Ana lalu pergi ke depan dan mengambil duduk dihadapan Rega.

Dega juga ikut duduk di sofa yang sama dengan Rega namun agak jauh, ia lalu menyerahkan segelas jus jeruk kepada kembarannya itu.

"Arigato," ujar Rega. "Abang lo kemana, Na?" Ia menoleh pada Ana.

"Mandi kali." jawab Ana.

"Lo udah makan, Na?" Kali ini Dega yang bertanya.

Ana menggeleng, "Belum."

"Cari makan yuk, gue juga belum makan." usul Dega.

"Boleh. Tapi nunggu Cahyo selesai mandi dulu." Sambung Rega yang langsung dibalas anggukan Dega dan Ana.

Like A NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang