Haiii Am0a disinii🦭
Selamat Membaca🤍=/=
Setelah insiden Ana menangis di dalam mobil yang menyebabkan Luna ikut menangis. Gadis itu pun pelan-pelan merestui hubungan mamanya dan Gito.
Ia tidak mau membuat mamanya terus-terusan beda dalam lingkar kiamat yang malah akan menyusahkan bapaknya di alam sana. Ana telah menaruh separuh kepercayaannya pada Gito, cukup yakin bahwa Gito adalah laki-laki baik.
Gito sebenarnya bukanlah laki-laki lajang. Ia sudah pernah menikah dan akhirnya berpisah dengan istrinya karena kematian. Dari pernikahannya, ia dikaruniai seorang putra yang saat ini masih berumur 3 tahun.
Ana yang mendengar hal itu dari mamanya pun sedikit bersyukur karena ia sudah mewanti-wanti bagaimana nantinya jika mamanya menikah dengan seorang lajang yang baru pertama kali menikah dan tiba-tiba sudah punya 2 anak tiri.
Kini, sudah hampir 6 minggu semenjak insiden di dalam mobil yang jika diingat-ingat akan membuat Ana menangis lagi. Bagaimana tidak? Malam itu mamanya mencurahkan semua isi hatinya kepada Ana. Luna bercerita bagaimana tersiksanya hari-hari yang ia jalani tanpa kehadiran Bapak. Semua kata yang keluar dari bibir Luna menyadarkan Ana bahwa bukan hanya ia dan Cahyo yang merasa kesepian karena kehilangan seorang figur Bapak.
Dan hari ini tepat di hari Kamis, ia dan Cahyo beserta mama akan berkunjung ke rumah Gito untuk yang pertama kalinya.
Untuk pertama kalinya juga, Ana merasa bersemangat mendengar nama Gito. Berbeda dengan Cahyo yang memang sudah lama memberi restu kepada mamanya dan sering terlihat bersenda gurau ketika lelaki itu datang ke rumah untuk sarapan ataupun makan malam.
Perihal Ana telah memberi restu, Gito juga sudah mengetahuinya. Ia merasa sangat tersentuh karena akhirnya penantian selama berbulan-bulan ini membuahkan hasil yang sempurna.
Tak lama lagi, ia dan Luna akan melangkahkan kaki ke altar pernikahan ketika semua persiapan sudah di rasa cukup dan matang. Gito benar-benar tidak sabar menunggu hari itu akan datang. Ia juga senang bukan main karena akhirnya putra satu-satunya akan memiliki seorang Ibu 'lagi'."Ayo berangkat!" Ana berseru begitu keluar dari kamar, ia sangat tidak sabar untuk mengunjungi 'calon' adiknya.
"Bang Cahyo! Ayo cepettttt, Mama udah gak sabar tuh ketemu sama calon suaminya!"
Ana berteriak lagi, kali ini dengan membawa sang mama sebagai alasan."Hilih! Ngomong aja elo yang udah gak sabar ketemu sama calon adek baru!"
Cahyo keluar dari kamar lalu mengejek Ana yang kini tengah memasang senyum lebar.Luna ikut tertawa kecil melihat tingkah Ana yang sangat bersemangat. Hatinya menghangat bukan main ketika dua anaknya ini terlihat sama-sama tidak sabar untuk menemui 'calon' adik baru mereka.
÷^÷
Mobil avanza berwarna hitam pekat milik Luna berhenti di depan sebuha rumah besar berwarna silver dengan gerbang bercat putih setelah menempuh perjalanan selama 30 menit lamanya.
Jarak rumahnya dan rumah Gito memang terbilang cukup jauh.
Ana turun duluan dari mobil dan segera bergegas meneriakkan salam di depan gerbang. Begitu seorang laki-laki yang Ana akui tampan keluar dari rumah dengan baju santai, senyum Ana semakin lebar.
"Om Gito!" Serunya menyapa.
Di balik gerbang, Gito ikut tersenyum lebar begitu mendapati senyum lebar Ana. Ia mempercepat langkah kakinya lalu membukakan gerbang.
"Halo Ana!" Ujarnya membalas sapaan Ana.
Mama dan Cahyo menyusul setelah memakirkan mobil.
"Ayo masuk." Ajak Gito lalu menggandeng Luna yang langsung meninggalkan kericuhan antara Ana dan Cahyo dibelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Novel
Teen Fiction"Kalau nggak nemu cowok yang kayak Iqbalnya Acha, yang kayak Nathannya Salma juga boleh atau kayak Dilannya Milea eh- Rangganya Cinta boleh juga tuh." ~Ana 《♡》 Ana adalah seorang gadis berumur 17 tahun yang sangat menyukai novel remaja. Hampir selu...