XXXV. Rega Dega (2)

4 1 0
                                    

Selepas Rega dan Dega pergi, Ana langsung menangih keterangan dari Cahyo.

Laki-laki itu seperti tidak ingin menceritakan masalah si kembar namun, Ana terus memaksa membuatnya dengan terpaksa harus menceritakan semuanya pada Ana.

"Rega suka sama lo, Dega marah."
Ujar Cahyo setelah diam yang cukup lama.

Ana terpaku.
Bibirnya mendadak kelu.

Apa yang barusan ia dengar?

Rega?
Menyukainya?
Rasanya tidak mungkin.

Apa Cahyo membohonginya?

Kedua alis Ana mengerut, ia menatap Cahyo marah.

"Bang serius! Gak usah bohong!"

Namun, Cahyo langsung menggeleng kuat, tatapannya menyorot Ana serius.
"Gue ga bohong. Rega beneran suka sama lo, gue aja kaget dengernya."

Sebentar.
Ana butuh waktu untuk berpikir.

Cahyo menghembuskan napas panjang lagi begitu melihat Ana beranjak pergi masuk ke dalam kamar, meninggalkannya sendirian di ruang tamu tanpa mengatakan apapun.

Ia juga tidak pernah menyangka Rega akan menyukai adik gilanya itu.

Pantas saja, setiap mereka bersama Ana, Rega selalu menatap Ana.
Cahyo pikir itu karena Ana banyak bicara jadi, mau tak mau Rega harus mendengarkannya dan memberinya perhatian ternyata bukan karena itu.

Pantas saja walpaper Rega adalah fotonya bersama Ana semasa SMP ternyata karena laki-laki itu telah menyukai Ana sejak masih bersekolah SMP di SMP yang sama.

Pantas saja dulu sewaktu SMP Rega selalu pergi ke kelas Ana pada jam istirahat.

Cahyo menyandarkan kepalanya ke sofa, masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini.

/_\

Di tempat lain yakni di dalam sebuah kamar, Ana terdiam.

Suara kumandang adzan maghrib terdengar merdu dan Ana masih tetap dalam posisinya sembari termangu.

Rega?
Menyukainya?

Laki-laki yang sudah ia anggap seperti saudaranya itu ternyata menyimpan rasa lain untuknya?

Ana menghembuskan napas panjang.
Ia beranjak dari kasur, mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu lalu masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan diri sebelum melaksanakan sholat Maghrib.

Selepas sholat, Ana kembali berbaring di kasur masih dalam keadaan memakai mukena.

Ia menatap atap kamarnya dalam-dalam.

Sekarang, ia harus bagaimana?
Ana bingung setengah mati.

Terlalu banyak kejadian janggal yang terjadi hari ini. Dari dihukum bersama Irga, Pikar yang tiba-tiba memaksanya untuk menjadi pacarnya hingga Rega yang ternyata menyukainya.

Ana merasa seperti tokoh utama di dalam sebuah novel.

Pintu kamarnya dibuka dari luar, Cahyo masuk lalu ikut berbaring di samping Ana.

"Gue harus gimana sekarang, Bang?" Cicit Ana mengutarakan kebingungannya.

"Gue aja masih ga percaya Rega suka sama lo tapi, kalau di inget-inget ... perlakuan Rega ke elo emang beda banget sih."

Ana memiringkan kepalanya, menoleh dan menatap Cahyo dari samping.

"Beda gimana?"

"Gue juga baru nyadar sekarang. Rega itu suka banget ngeliatin elo, walpaper hpnya juga fotonya bareng elo pas masih SMP dan kadang di sekolah dia sering mohon ke gue supaya dia aja yang jemput elo."

Like A NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang